Di panggung sepakbola dunia, kita sudah mengenal Gianluigi Buffon, Manuel Neuer, Iker Casillas, Julio Cesar dan lain sebagainya. Di panggung sepakbola Indonesia, kita juga sudah akrab dengan Kurnia Meiga Hermansyah atau yang akrab disapa Kurnia Meiga dan beberapa kiper timnas nasional yang luar biasa cekat.
Mereka semua merupakan penjaga gawang yang sudah malang melintang di dunia sepakbola. Mereka juga sudah teruji diberbagai level sepakbola bola. Dari level junior hingga senior. Dan yang paling utama adalah mereka sudah menggemparkan dunia sepakbola dengan berbagai aksi-aksi heroiknya di bawah mistar gawang.
Akan tetapi, terlepas dari nama-nama di atas, saya jatuh cinta dengan Bapak Petran. Ia merupakan penjaga gawang Ketang FC. Namanya tidak setenar Gianluigi Buffon, Manuel Neuer, Iker Casillas dan Julio Cesar. Mengapa demikian? Karena dia bukan kiper timnas Italia, bukan kiper timnas Jerman, bukan kiper timnas Spanyol. Dia hanya kiper Ketang FC.
Meskipun tidak setenar kiper-kiper dunia di atas, Bapak Petran tetap setia menjaga gawang Ketang FC tidak kebobolan dan tetap 'perawan.' Ia tetap berusaha menjadi pengawal mistar gawang yang handal, berprestasi, cekatan dan profesional. Lewat aksi-aksi gemilangnya di bawah mistar gawang Ketang FC, ia menjadi sangat terkenal dan dicintai oleh seluruh pecinta sepakbola bola di Golo Tolang dan dunia internasional.
Aksi gemilangnya di bawah mistar gawang Ketang FC tersebar sampai ke seluruh penjuru dunia. Potongan video penyelamatan yang dilakukannya berhasil ditonton oleh pemimpin sepakbola bola dunia dan Asia. Melalui potongan video tersebut, petinggi klub dunia tertarik, jatuh cinta dan mengirim tawaran kontrak. Bapak Petran mendapat tawaran dari beberapa klub ternama di La Liga (Spanyol), Bundesliga (Jerman), Liga Prancis dan EPL atau English premier league (Inggris).
Selain itu, ia pernah dirumorkan akan menjadi pemain naturalisasi di tim nasional (timnas) Jerman. Tetapi tidak jadi. Memang, banyak klub Eropa yang tertarik dengan penampilan Bapak Petran. Juga banyak klub yang ingin mendapatkan jasa sang penjaga gawang. Tetapi, Bapak Petran menolak semua tawaran itu. Ia lebih memilih Ketang FC. Ia jatuh cinta dengan klub kebanggaan masyarakat Ketang.
Hingga kini, bapak Petran belum juga berhasil membawa Ketang FC meraih trofi dalam turnamen antara kelompok basis gereja (KBG). Usahanya bersama klub Ketang FC selalu kandas di babak penyisihan grup. Entah mengapa seperti ini? Jangan tanya saya. Tanyakan saja pada rumput yang berjoget. Meskipun minim prestasi, Bapak Petran tetap setia menjaga gawang Ketang FC. Ia memilih pensiun di klub Ketang FC.
"Jika ada yang lebih rindu dari Dilan dan Milea. Maka, saya pastikan itu rindu Bapak Petran dan aski gemilangnya di bawah mistar gawang Ketang FC."
***
Ketang, 9 November 2023
Penulis: Regorius Yosminda