Semua diskursus politik yang bergulir di Indonesia saat ini tidak terlepas dari figur presiden Joko Widodo. Sejak tampil di panggung politik-mulai dari Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta hingga Presiden Republik Indonesia-Joko Widodo selalu berhasil menarik perhatian publik yang luas. Keberhasilan Joko Widodo dalam menarik simpati dan perhatian yang besar dari publik Indonesia tidak terlepas dari gaya komunikasi politiknya yang khas, suka blusukan, sederhana dan lain sebagainya. Gaya Joko Widodo mendekatkan diri dengan masyarakat akar rumput serta gaya Joko Widodo mendengar aspirasi masyarakat secara langsung mampu menarik simpati publik Indonesia.
Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi itu tidak akan bertarung lagi pada pimilihan presiden tahun 2024. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang tertuang dalam Pasal 7 Undang-Udang Dasar (UUD) 1945. Dalam pasal 7 UUD 1945 tertulis jelas bahwa presiden dan wakil presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya satu kali.
Jika berangkat dari UUD 1945 tersebut, maka Jokowi tidak bisa bertarung lagi pada pemilihan presiden tahun 2024. Jokowi dibatasi konstitusi setelah dua kali terpilih menjadi presiden Republik Indonesia. Walaupun, ada isu yang sempat berkembang di tengah-tengah masyarakat yang mengatakan bahwa ada perpanjangan masa jabatan presiden-dari dua periode menjadi tiga periode. Tetapi, Jokowi sama sekali tidak terpengaruh dengan isu tersebut. Seperti biasanya, Jokowi sibuk dengan kerja, kerja dan kerja.
Absenya Jokowi dalam daftar calon presiden tahun 2024 menjadikan pilpres tahun 2024 tanpa petahana. Semua kandidat calon presiden yang tampil saat ini adalah "orang baru" yang datang dengan ide, gagasan dan pikiran inovatifnya masing-masing. Ada yang datang dengan ide melanjutkan legacy yang ditinggalkan Jokowi, ada pula yang datang dengan ide perubahan. Semua ide-ide segar tersebut ditampilkan kepada publik Indonesia. Publik yang menentukan mana yang harus dilanjutkan, mana yang harus di rubah.
Setelah Joko Widodo tidak maju lagi sebagai calon presiden Republik Indonesia dalam pemilihan presiden tahun 2024, ruang publik kita tiba-tiba diriuhkan dengan banyak sekali pertanyaan. Apakah Jokowi tampil sebagai king maker pada pemilihan presiden tahun 2024? Mampukah Jokowi menjadi king maker pada pilpres tahun 2024? Bagaimana peran Jokowi di pilpres tahun 2024? Dan beberapa pertanyaan lainnya.
Menjadi King Maker
Di dalam dialog pilpres, king maker mendapat arti sebagai orang atau kelompok yang memiliki kekuatan besar dalam menentukan besar atau kecilnya sebuah hasil pemilihan presiden. Jokowi memiliki kekuatan yang besar itu. Sedikitnya, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja presiden Joko Widodo dalam tiga bulan terakhir berada di posisi aman. Tingkat kepuasan publik yang tinggi itu menjadi modal besar bagi Joko Widodo dalam menentukan sikap dan pilihan dalam perhelatan pilpres tahun 2024 mendatang.
Hingga saat ini, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja presiden Joko Widodo masih aman. Tingkat kecintaan masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinan Joko Widodo pun masih tinggi. Hal ini tidak terlepas dari gaya kepemimpinan Joko Widodo yang dinilai dekat dengan rakyat, peka dan peduli terhadap wong cilik, sederhana, nasionalis dan lain sebagainya. Predikat baik itu yang membuat Joko Widodo tampil sebagai presiden Republik Indonesia yang kehadirannya selalu dirindukan banyak orang. Tidak berlebihan jika saya mengatakan secara terus terang bahwa; Joko Widodo sudah memberikan prototype pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Jokowi juga dinilai sebagai pemimpin yang mampu mewakili arus besar pemilih.
Hasil survei yang dilakukan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada bulan april 2023, menunjukkan bahwa angka kepuasan publik terhadap kinerja presiden Joko Widodo berada di angka 81,9 persen. Angka kepuasan publik yang masih tinggi itu menjadi kekuatan besar Joko Widodo dalam agenda politik bangsa kedepannya. Selain itu, angka kepuasan yang gede tersebut menjadi fakta yang tidak bisa terbantahkan bahwa kerja-kerja dari Jokowi sungguh-sungguh dirasakan oleh rakyat Indonesia.
Ojo Kesusu
Untuk tampil sebagai king maker dalam perhelatan politik pilpres tahun 2024, Jokowi memilih ojo kesusu (tidak buru-buru). Selain karena Joko Widodo berstatus sebagai petugas partai yang harus tunduk kapada ketua partai, Joko Widodo juga lebih memilih untuk fokus mengisi sisa masa jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia dengan kerja, kerja dan kerja. Jokowi terus mewujudkan janji-janjinya kepada masyarakat Indonesia.