Sekitar 5 minggu yang lalu, saya dan teman-teman merancang sebuah project untuk penilaian di kampus. Kebetulan, anggota kelompok kami adalah anak-anak yang gak mau ribet. Awalnya cuma kepikiran untuk mengadakan aksi sosial di daerah-daerah Indonesia. Namun, tiba-tiba muncul ide lain untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di Indonesia yang terdampak pandemi Covid-19 dan nantinya akan kelompok kami promosikan. Setelah menjalani pencarian data dan analisis, kami memutuskan untuk mengunjungi wisata Air Terjun Madakaripura di Probolinggo, Jawa Timur.
Sangat tidak terduga, project yang awalnya ingin kami tuntaskan sebagai nilai, justru menjadi pengalaman bagi kelompok kami yang tidak terlupakan. Air Terjun Madakaripura merupakan air terjun tertinggi di Pulau Jawa dan tertinggi kedua di Indonesia. Jalan menuju kawasan wisata tersebut juga bagus dan cukup memadai dilalui kendaraan bermotor. Selain itu, banyak petunjuk arah yang tersebar di sepanjang jalan sehingga sangat mudah bagi kami untuk menuju lokasi wisata.
Sesampainya di kawasan wisata, kami merasa sangat kagum karena cuaca sedang cerah dan hawa yang sangat sejuk. Setelah memarkir mobil, wisatawan harus mengendarai ojek untuk sampai ke pintu masuk utama. Jujur, momen menaiki ojek tersebut juga sangat seru dan sesekali kami teringat pada scene film KKN Desa Penari. Namun, bedanya kali ini adalah perjalanan yang seru dan aman. Harga tiket masuk untuk wisatawan lokal sebesar Rp22.000 dan untuk wisatawan asing sebesar Rp45.000
Kanan kiri terlihat tebing dan pemandangan pegunungan yang sangat indah. Sesampainya di pintu masuk, kami harus menyusuri jalan setapak sekitar 20 menit hingga Air Terjun. Perjalanan yang cukup jauh ini sangat berkesan karena di sepanjang jalan kami disuguhi pemandangan yang sangat bagus dan terlihat tidak nyata karena begitu tingginya tebing-tebing yang ada.
Sampai di titik Air Terjun ternyata sangat sebanding dengan ekspektasi kami. Air Terjun Madakaripura ini memiliki ciri khas di sekitarnya seperti sedang hujan karena air dari atas yang tidak sepenuhnya jatuh langsung ke kolam tapi banyak yang menepis ke bebatuan di tebing-tebing. Sehingga, efek dari rintikkan itu bagaikan hujan abadi di area Air Terjun.
Cuaca cerah, hawa sejuk, serta air yang sangat segar membuat kami sangat bersyukur karena sudah mengunjungi Air Terjun Madakaripura sebagai destinasi. Selain itu, masih tersebar juga sesajen di area wisata untuk menghormati leluhur karena faktanya, Air Terjun Madakaripura ini memiliki sejarah yang sangat melekat sampai saat ini. Air Terjun Madakaripura dulunya menjadi tempat pertapaan terakhir seorang Mahapatih yang bernama Gajah Mada. Ia menghabiskan sisa hidupnya untuk merenungi segala sesuatu yang ada di hidupnya di Air Terjun Madakaripura sampai ajalnya.
Maka dari itu, potensi wisata Air Terjun Madakaripura sebenarnya bisa sangat ditingkatkan karena bisa menjadi sarana edukasi dan sejarah juga. Dengan segala fasilitas, HTM terjangkau, akomodasi, serta infrastruktur cukup recommended terlebih untuk anak-anak muda yang ingin healing. Tempatnya masih di bawah kaki Bromo sehingga mudah dijangkau saat berkunjung ke Kawah Bromo. Untuk semua yanb membaca ini, jangan lupa mampir ya! :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H