Lihat ke Halaman Asli

Mengeja Embun Desember

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengeja Embun Desember

Mengeja Embun Desember

[caption id="" align="aligncenter" width="244" caption="Mengeja Embun Desember"][/caption] By Telaga Sastra Saat Embun Pagi Desember tuliskan Pagi Aku mengejanya sebagai Rindu Begitupun saat Perak Matahari membawamu pergi Aku membacanya seumpama hampa Akupun tak pernah tahu saat kapan aku bisa mengeja Rindu Akupun tak lagi bisa mengingat saat kapan hati ini menjadi hampa Pernah ku mengutuk pagi saat ia bawa Matahari tuk bawamu pergi Pernah pula ku mengutuk matahari telah tega bawamu sirna Kinipun aku tahu embun hanya datang di pagi hari Begitupun Rindu yang engkau ajarkan aku untuk mengejanya Serupa angin ia hanya datang untuk baluti rasa sepiku Selindap pagi yang mengendap pergi ikuti langkah matahari Ia menjauh saat kumulai bisa menuliskan embun sebagai Rindu Ia menjauh saat hangat matahari membelainya Pagi tetaplah pagi, begitupun saat embun telah pergi Tak beda Rindu, ia tetaplah Rindu meski aku mengejanya serupa hampa Saat embun guratkan pagi Kini aku mengejanya sebagai Hampa Begitupun saat perak sinar matahari tersenyum aku mengejanya serupa nestapa Nusa Indah, 27122013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline