Lihat ke Halaman Asli

Masalah Gaji Terus Menghantui Klub

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Ini Indonesia bung! Tidak perlu lah kita bahas mengapa begitu hebatnya klub-klub di benua biru dan mengapa timnas Spanyol, baik senior maupun yunior digdaya. Mari fokus saja ke klub dan kompetisi di Indonesia, khususnya masalah gaji para pemain.

Sebelas pemain PSMS terus menuntut keadilan dan demo ke kantor PSSI namun karena para pengurus sedang punya hajatan di Surabaya merenovasi kepengurusan agar lebih cetar membahana, maka mereka gagal menemui, yang ada hanya pintu kantor PSSI tergembok.  Bagaimana cerita para pemain PSMS yang diminta mengalah agar gaji cair alias match-fixing juga sudah diekspose media ke publik. Dan anehnya, PSSI masih menunggu laporan soal match-fixing itu. Penyelesaian gaji pun ya harus menunggu, tetaplah sabar dan tawakal dalam derita dan lapar.

Masalah gaji ini rupanya menggoda BOPI untuk ikut 'cawe-cawe' (terlibat) dengan mewacanakan evaluasi terhadap PT LI. Lebih jauh Haryo masih menunggu perkembangan dan menuntut laporan dari PT LI. Dengan demikian klop sudah antara PSSI dan BOPI, semuanya menunggu .... kacian deh para pemain.

Sebenarnya persoalan gaji yang sudah seperti hantu gentayangan ini bukan hanya monopoli klub-klub ISL saja, pun juga melanda klub-klub IPL. Apakah hal ini akan dibiarkan terus sementara kompetisi tetap jalan dan masalah tertunggaknya gaji dianggap sesuatu yang wajar? Ups !

Kalau benar para pengurus bola punya komitmen terhadap perkembangan sepakbola ke depan menjadi lebih baik, maka solusinya hanya satu, yaitu laksanakan VERIFIKASI klub secara ketat terutama masalah finansial klub peserta. Tidak peduli, apakah klub itu berkompetisi di ISL atau IPL saat ini, yang penting klub itu sehat. Instal ulang kompetisi di Indonesia melalui verifikasi klub yang disarankan oleh AFC. Tidak perlu harus dipaksakan jumlah klub peserta di level kompetisi tertinggi, kalau memang hanya ada 10 atau 12 klub, itu sudah baik. Jangan lagi pakai argumen 'demi merah-putih', tapi demi masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik! Tokh muaranya demi kejayaan merah putih juga.

Semoga pimpinan baru PT LI pengganti Jodri lebih mumpuni menyelesaikan persoalan terkait gaji para pemain klub karena musim depan hanya ada satu kompetisi di Indonesia di bawah PT LI. Seperti halnya BOPI dan PSSI, saya menunggu perkembangan saja ..............

Salam olahraga!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline