Lihat ke Halaman Asli

Regi Pratama

Educator and Writeprenuer

"Alay" Reborn di Tengah Pandemi

Diperbarui: 14 Juli 2020   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak-anak sedang bermain layangan di sawah | dokpri

Berbulan- bulan diam di rumah ternyata membuat anak - anak dan remaja merasa jenuh dan bosan apalagi aktivitas belajar mengajar belum juga dimulai hingga saat ini. Bermain game ataupun console yang lain tentu saja membuat mereka super jenuh jika dilakukan setiap hari. Beruntung anak - anak di desa masih ada alternatif lain untuk mengusir kebosanan tersebut, salah satunya adalah bermain mainan tradisional.

Layang - layang menjadi alternatif pilihan hiburan bagi mereka apalagi sekarang adalah musim panas yang pergerakan angin cukup kencang. Bermain layangan pun tak perlu merogoh kocek dalam - dalam, cukup  dengan 15 ribu rupiah sudah mendapatkan sepaket layang - layang dan segulung benang.

Jika menengok beberapa tahun ke belakang, kita pernah dipopulerkan dengan kata "alay " yang merupakan akronim dari anak layangan, yang identik dengan pakaian serba colourful dan tingkah lakunya yang memancing perhatian banyak orang. Nah, alay disini yang saya maksud adalah anak layangan yang sesungguhnya. Anak desa yang berhobi layangan.

Alay di daerah Blitar sini cukup menarik, mereka beradu layangan dan tak-tik untuk memutuskan benang lawannya. Sangat seru jika dilihat, bahkan beberapa dewasa pun tak kalah asyik bermain layangan setiap sore. Tapi di saat pandemi ini, mereka pun juga sadar akan pemakaian masker. Dan udara sore hari di area persawahan cukup segar, membuat pikiran serasa fresh kembali.

Memang pandemi ini tidak serta merta mematikan permainan tradisional seperti layang - layang dan permainan lainnya. Karena jika hanya bermain gadget saja pasti manusia ada bosannya. Dengan kata lain, menjadi alay juga cukup menarik selain menjadi pesepeda yang saat ini sedang trending

Tapi bermain layang - layang pun harus tetap memperhatikan situasi sekitar, jangan bermain di area yang terdapat banyak tiang listrik, jika layangan nyangkut pasti juga berbahaya terutama akan menyulitkan petugas PLN jikalau listrik padam akibat layangan nyangkut. Lapangan dan area persawahan adalah tempat yang cocok untuk hobi satu ini.

Suasana persawahan dengan para alay | dokpri

Blitar, 14 Juli 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline