Lihat ke Halaman Asli

reginayuniar

Saya seorang mahasiswa di Universitas Pekalongan

Siapa Sangka, Angkringan Bisa Go Digital

Diperbarui: 11 Januari 2025   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto bersama Pemilik/Owner Angkringan Amar

Pekalongan, kompasiana - Angkringan, cafe ala pinggir jalan mengikuti trend untuk go digital, bekerja sama dengan mahasiswa Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Pekalongan (Unikal). (7/1)

Angkringan, warung kopi tradisional yang kini melekat di hati masyarakat Kota Pekalongan, kini mulai bertransformasi menuju era digital. Dengan visi meningkatkan pelayanan dan menjangkau konsumen lebih luas, salah satu angkringan di Kota Pekalongan telah memanfaatkan teknologi digital untuk mengembangkan usahanya. Angkringan telah menjadi salah satu bisnis atau usaha yang hits dan digandrungi anak muda di Kota Pekalongan. Namun, dengan perkembangan teknologi digital, angkringan harus beradaptasi untuk tetap relevan. "Kami ingin menunjukkan bahwa angkringan tidak hanya tentang tradisi, tapi juga tentang inovasi dan kemajuan," kata M. Amar Assegaf, pemilik Angkringan Amar di Jalan Dokter Wahidin, Poncol, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah.

Penggunaan platform digital, angkringan ini kini menawarkan berbagai layanan seperti: pemesanan online melalui aplikasi dan media sosial, pembayaran digital melalui QRIS, promosi produk melalui media sosial, layanan pengiriman makanan, informasi menu dan harga secara real-time, ulasan dan rating dari konsumen serta integrasi dengan platform e-commerce.

Manfaat transformasi digital bagi usaha ini adalah meningkatkan penjualan hingga 30%, membangun merek yang lebih kuat dan reconocible, meningkatkan efisiensi operasional hingga 25%, menjangkau konsumen yang lebih luas dan beragam, meningkatkan kualitas pelayanan, mengurangi biaya operasional dan meningkatkan kesadaran merek.

Meskipun transformasi digital membawa banyak manfaat, beberapa tantangan masih dihadapi oleh angkringan seperti keterbatasan infrastruktur digital, kurangnya kesadaran akan pentingnya digitalisasi, keterbatasan sumber daya manusia dan ketergantungan pada teknologi. Untuk mengatasi tantangan tersebut, angkringan amar bekerja sama dengan mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pekalongan sebagai pemandu untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya digitalisasi."Kami berharap Angkringan Amar dapat menjadi contoh dan dapat menginspirasi UKM lain untuk bertransformasi digital," kata M. Amar Assegaf. (AA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline