Lihat ke Halaman Asli

Regina Phasya Millenia

escaping through writing✨️

Eksistensi Pasar Jongkok di Tengah Pandemi

Diperbarui: 18 Oktober 2020   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jakarta - Pasar tradisional yang berlokasi di Cilincing, Jakarta Utara atau lebih dikenal dengan nama Pasar Jongkok masih menunjukkan eksistensinya ditengah pandemi. Pasalnya, pasar ini tetap menjalani aktivitas seperti biasa ditengah masa pandemi Covid-19. Sejak awal pandemi berlangsung hingga saat ini (15/10), Pasar Jongkok terus melakukan transaksi jual-beli antar pedagang dengan pembelinya.

Sebelumnya, diketahui pada Selasa (28/7) sebanyak 91 orang pedagang mengikuti swab test di halaman Kantor Kelurahan Semper Timur, Kebantenan IV. Selain bertujuan untuk memutus mata rantai Covid-19, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan rasa aman dan nyaman untuk para pedagang dan warga sekitar yang akan berbelanja di pasar.

Dilansir dari poskota.co.id, Edison Syahputra selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing berkata jika kegiatan ini diselenggarakan guna menemukan Active Case Finding (ACF).  Edison menambahkan, pemeriksaan sengaja ditargetkan pada sektor penggerak ekonomi, sebab para pedagang memiliki banyak kontak dengan banyak orang dan berpotensi tinggi terpapar Covid-19.

Ketika melakukan observasi pada Kamis (15/10/20) pukul 07.30 WIB, beberapa fakta lapangan saya temukan, antara lain:

  1. Pasar Jongkok masih menjadi pilihan utama bagi masyarakat sekitar sebagai tempat berbelanja. Karena masih banyak warga domisili pedongkelan, kebantenan maupun jalan bhakti yang datang untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
  2. Suasana pasar tradisional yang cukup terbilang ramai walau tidak dapat dinyatakan padat. Banyak pembeli silih berganti, tetapi tidak sampai membuat antrean seperti dalam kondisi normal.
  3. Pembeli dan pedagang melakukan aktivitas jual-beli dengan menerapkan protokol kesehatan, walau beberapa pihak terlihat acuh tak acuh.
  4. Masih ditemui pembeli yang tidak menjaga jarak saat mengantre. Mereka berdempetan kala memilih barang dan saat ingin membayar.
  5. Kerumunan kerap timbul dibeberapa kios saat berbelanja. Sebab dalam beberapa kasus, tak sedikit dari ibu-ibu yang tidak memiliki kesabaran untuk menunggu giliran memilih atau membayar barang yang dibeli.
  6. Beberapa pembeli maupun penjual, tidak menggunakan masker saat melakukan kontak jual beli. Sebagian besar pedagang lanjut usia (lansia) seperti kurang aware akan penggunaan masker dan menganggap remeh fungsi dari masker itu sendiri.
  7. Tidak ada satupun orang yang menggunakan face shield  saat berbelanja di Pasar Jongkok. Hampir semua orang hanya berbekalkan masker. Itupun tidak selalu digunakan dengan benar, seperti menurunkan masker ke bawah dagu maupun diturunkan hingga hidung tidak tertutup kain masker dengan alasan sesak.
  8. Ketersediaan tempat mencuci tangan masih sangat minim, saya baru menemukan 1 wastafel dan sejenisnya yang disediakan untuk pembeli maupun penjual.
  9. Beberapa kios tidak beroperasi (tutup) guna menghindari kepadatan pasar. Beberapa mungkin menjadwalkan pengoperasian kiosnya (sesuai tanggal atau selang seling).
  10. Lapangan parkir terlihat lenggang. Pasar Jongkok sendiri memiliki 2 lahan parkir, yakni yang berada di dalam pasar dan lokasi lainnya yang berada didekat pemukiman warga Semper Timur. Sangat jarang ditemui kendaraan bermotor, padahal dalam kondisi normal lapangan parkir sangat penuh cenderung berhimpitan.

"Selama gak batuk-batuk, sih ya gak pake masker. Habisnya sesak pas layanin pembeli. Kalo tempat cuci tangan ada dekat sini." Ujar Ita (37 tahun), salah satu pedagang di Pasar Jongkok. 

Oleh sebab itu dari fakta dan data lapangan yang saya temui, saya sangat menyarankan untuk: satu, terus menggunakan masker dua lapis (jangan scuba) saat melakukan aktivitas luar rumah terlebih jika aktivitas yang dilakukan berada ditengah keramaian. 

Dua, selalu sedia hand sanitizer atau tisu basah di dalam tas. Tiga, membawa masker tambahan untuk cadangan dan yang terakhir selalu menjaga jarak serta mencuci tangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline