Lihat ke Halaman Asli

Bintang dan Angin

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

10 Oct’12

Kala kesepian menjadi bayangan,

Kala kesenduan tetap senang berada di hati,

Seperti awan hitam yang menutupi dengan pekat

Bintangku meringis sedih ,

Berharap biarlah semua berlalu tanpa terasa sakit

Biar awan hitam pergi perlahan

Biarkan bintangku kuat untuk bersinar lagi

Akhirnya penantian terjawab,

Tanpa disadari angin malam ringan disana,

Menyibak awan kelam yang ada,

Perlahan tetapi pasti ,

Saat dimana bintang dan angin saling memerlukan,

Saat keduanya menjadi harmoni yang indah ,

Menjadi dua unsur yang menguatkan ,

Memberi pengakuan dan penghargaan diri,

Seakan angin tetap ingin bersatu dengan bintang

Kepercayaan angin menguatkan bintang

Halus lembut desirannya mengikis dan menyembuhkan luka

Nyanyian angin menjadi melodi, membuat bintangku tersenyum

Membantu bintangku menyalakan lagi sinarnya yang lembut

Yang terpenting ..

Bintangku mulai bersinar kembali,

Mulai kuat dan menjadi terang

Sinar tersebut kadang tak disadari sekelilingnya,

Tapi hanya angin yang mengerti dan memahami

Bintangku telah bersinar lagi

Sampai saat itu tiba,

Bintang sudah kembali kekuatannya,

Siap hadapi seluruh cakrawala,

Saat ini pula angin mengerti,

Saat nya berlalu sudah tiba,

Tidak meninggalkan bintang sendiri,

Tapi biarkan bintang bersinar lebih kuat

Angin dan bintang tidak menjadi kesatuan,

Tetapi bagaimanapun akan selalu bersama,

Sampai saat indah tersebut datang kembali …

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline