Lihat ke Halaman Asli

Regina Ayu

Mahasiswa

Menjadi Lebih Pengertian di Era Serba Virtual

Diperbarui: 25 November 2020   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: onlyinfotech.com

Komunikasi merupakan kunci dalam hubungan antarmanusia ketika menyampaikan pesan, dengan prosesnya yang bertujuan untuk menciptakan sebuah timbal balik. Dalam keseharian, komunikasi yang umum dilakukan untuk menyampaikan pesan secara langsung adalah komunikasi verbal, dengan bahasa. Bahasa dapat memberikan pengaruh secara emosional, hingga memengaruhi perilaku yang akan terjadi selanjutnya. Dalam komunikasi antarbudaya, Bahasa dapat memungkinkan penyebaran dan adopsi budaya, karena bahasa merupakan instrumen sosial yang menjadi sarana dalam sebuah kelompok untuk menciptakan struktur kemasyarakatan yang kolektif.

Bahasa juga memiliki fungsi sebagai alat untuk melestarikan budaya, sebagai media transmisi budaya ke generasi yang selanjutnya, juga sebagai alat untuk mengkomunikasikan pikiran, ide, juga perasaan manusia. Bahasa memungkinkan manusia secara verbal menyampaikan emosi internal dan menghilangkan stres hanya dengan mengucapkan frasa atau kata yang dapat mencerminkan keadaan atau perasaan kita pada saat itu. Bahasa juga menjadi salah satu jalan dalam pembentukan budaya dan identitas dalam suatu komunitas masyarakat, yang nantinya juga akan diteruskan kepada generasi selanjutnya.

Bentuk komunikasi lain yang juga dapat dilakukan adalah komunikasi nonverbal. Komunikasi nonverbal merupakan bentuk perilaku yang dapat menyampaikan pesan atau maksud komunikator, selain menggunakan kata -- kata. Namun, karena komunikasi ini memiliki banyak bentuk, melalui raut wajah, sentuhan, atau gerakan tubuh yang lain, pesan yang disampaikan bisa menjadi ambigu karena interpretasi masing -- masing orang ketika berkomunikasi cenderung mengikuti kebiasaan yang sudah mereka alami, dan pesan tersebut kemudian akan dinilai oleh lawan bicara anda.

Komunikasi nonverbal menjadi komponen penguat dalam pesan verbal, seperti ketika menunjukkan tempat dengan menyebutkan "di sana" dan menunjuk tempatnya dengan jari. Selain itu, komunikasi nonverbal juga bisa digunakan sebagai pengganti kata dalam situasi tertentu, seperti raut wajah sedih ketika mengalami duka cita.

Di masa pandemi sekarang, kita mengalami banyak sekali paksaan perubahan yang harus kita jalani, terutama dalam hubungan dan interaksi dengan teman -- teman yang biasanya kita temui dalam setiap kegiatan. Saat ini, kita selalu menggunakan media virtual untuk bertemu, salah satunya dalam kegiatan perkuliahan seperti kerja kelompok untuk menyelesaikan tugas -- tugas yang diberikan. Teman -- teman di perkuliahan berasal dari banyak daerah dengan berbagai kebudayaan juga, namun memiliki tujuan yang sama dalam pendidikan.

Adanya perbedaan kebudayaan dari masing -- masing pribadi dapat menimbulkan perbedaan pemahaman dalam setiap pesan yang disampaikan ketika berkomunikasi, ditambah lagi dengan keadaan pandemi yang mengharuskan semua hubungan antarmanusia dilakukan secara virtual. Keadaan seperti ini bisa mendapatkan banyak sekali gangguan, atau noise dalam dunia komunikasi, tidak hanya yang berasal dari masing -- masing komunikan dan komunikator, namun noise juga bisa muncul dari keadaan jaringan internet sebagai penunjang hubungan komunikasi antarpihak yang terlibat. Maka, di sini saya akan mencoba berbagi tips untuk menyampaikan pesan secara verbal dan nonverbal supaya keragaman budaya dan keadaan pandemi tidak menjadi penghalang dalam proses penyampaian pesan.

Yang pertama, cobalah menggunakan bahasa yang umum dan dimengerti semua lapisan masyarakat darimanapun asalnya, yaitu Bahasa Indonesia. Hal ini menggeneralisasi semua teman sebagai orang Indonesia yang berbahasa satu, sehingga pesan yang disampaikan memiliki makna yang sama, antara komunikator dan komunikan. Selain itu, kita perlu juga saling mempelajari bahasa dari daerah teman kita untuk saling belajar dan mengerti, karena tidak ada salahnya untuk saling berbagi dan belajar.

Tips kedua, cobalah ketika sedang bertemu secara virtual, tampilkan wajah anda dengan cara oncam supaya raut wajah anda dapat terlihat jelas dan komunikasi verbal serta nonverbal dapat terlaksana dengan baik dengan adanya raut wajah yang terlihat. Selain itu, gunakan nada bicara yang menunjang ekspresi anda, misalnya ketika sedang gembira atau sedih, atau mungkin ketika bingung, dan ekspresi lainnya. Ketika menyalakan kamera, cobalah juga untuk memperhatikan perangkat yang anda gunakan dan anggaplah itu sebagai lawan bicara anda untuk menghargainya, sehingga komunikasi nonverbal yang diciptakan juga menjadi baik karena ada pesan yang disampaikan melalui kontak mata.

Komunikasi verbal dan nonverbal pada dasarnya merupakan dua hal yang saling terikat dan saling mendukung, sehingga ketika menyampaikan pesan kepada komunikan kita sebaiknya memperhatikan kedua komponen tersebut supaya pesan yang disampaikan juga memiliki makna yang sama antara komunikator dan komunikan. Ketika hal ini berhasil dilakukan, maka makna yang didapatkan juga sama, dan komunikasi akan terus terjalin dengan baik, terutama karena tidak ada lagi noise dalam berkomunikasi yang dikarenakan perbedan interpretasi.

Samovar, Larry A. dkk. 2017. Comuunication between culture. Boston, Amerika Serikat: Cangage Learning.

#KABUAJY11

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline