Tenang, damai dan tentram suasana pedesaan yang masih asri meskipun ranah industri sudah mulai memasuki. Kokok ayam bernyanyi riang mengawal naiknya Sang Mentari ke singgasana kebanggaannya. Dari jendela kamar terlihat tetangga samping rumah sedang mencari-cari alat perkakasnya. Barangkali beliau akan memperbaiki sesuatu yang rusak dan/atau sebagainya. Memperbaiki sesuatu yang tidak normal bisa karena rusak atau sudah berkurang kualitasnya adalah cara untuk mempertahankan sesuatu itu agar tetap bisa berfungsi.
Begitu pula manusia, makhluk yang terdiri dari jasmani dan rohani ini juga terkadang rentan terjadi pengurangan kualitas sebagai Khalifah Allah di muka bumi ini bahkan cenderung terjadi kerusakan. Rusak akhlaknya, rusak amal budi pekertinya, rusak jalan pikirannya yang berdampak kepada kemerdekaannya sebagai Hamba Allah semata. Orang yang diluar golongan orang yang beriman kepada Allah beranggapan bahwa umat muslim adalah umat terbelakang serta umat yang terkekang. Terbelakang dari zaman dan peradaban terkekang oleh peraturan kuno yang masih diberlakukan hingga sekarang. Maka dalam kenyataan mana yang rusak? Jawabnya adalah manusia yang mulanya diciptakan oleh Allah yakni Nabi Adam as sebagai manusia sekaligus Nabi pertama di jagat alam semesta raya ini. Kemudian Allah ajarkan segala macam ilmu pengetahuan yang menjadi fitrahnya kemanusiaan dan Allah berikan mukjizatnya sebagai fitrah kenabiannya.
Seiring perkembangan zaman dan sudah finalnya segala ketetapan Allah di muka bumi ini, masih ada saja manusia yang bahkan tidak mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Bahkan yang lebih parah adalah mereka tahu Tuhan yang perkasa tetapi mereka lebih memilih menuhankan sesuatu yang mereka buat yang tidak bisa bicara apalagi bergerak, atau menuhankan makhluk ciptaan Tuhan yang derajatnya bisa dikatakan lebih rendah daripada derajat manusia itu sendiri. Tidak ada manusia yang bodoh karena setiap manusia dimuka bumi ini mewarisi fitrah kemanusiaan dari Nabi Adam as. Fitrah kemanusiaan berupa kepintaran dalam mempelajari, mengingat, menghafal, mengetahui dan sebagainya selain itu juga manusia juga mewarisi fitrah kemanusiaan berupa lupa. Barangkali inilah penyebab manusia banyak tersesat di akhir zaman ini selain merebaknya fitnah dan bujuk rayu duniawi yang diprakarsai oleh nafsu yang dibukakan jalan oleh musuh Allah iblis yang terkutuk.
Bila kita ingat bahwa ada kontrak primordial kita terhadap Tuhan yang telah menciptakan kita, maka bisa dikatakan hari ini tidak akan ada yang berani' mengaku dirinya sebagai Tuhan apalagi menyekutukan Allah dengan Tuhan yang lainnya. Kemudian daripada itu untuk mengetes kemajuan peradaban dan kemerdekaan umat muslim yang taat kepada Allah, bisa kita uraikan seperti berikut ini. Dulu sebelum Islam hadir terjadi kekosongan masa kenabian yang mana sudah berlalu masa Nabi Isa as yang tinggal hanya beberapa pengikut Al kitab yang masig teguh kepada Al Kitab aslinya saja, namun bisa dikatakan tertindas oleh kekerasan struktural yang dilakukan oleh penguasa-penguasa dzolim kala itu. Kekosongan Nabi masa itu berdampak pada pudarnya tuntunan agama sehingga kaburnya batas-batas perintah dan larangan, anjuran dan peringatan. Bila pun masih adanya tuntunan yang diajarkan, disebarkan, didakwahkan kepada umat manusia masa itu barangkali hanya menjadi tontonan belaka. Sama seperti sekarang bagi orang-orang yang mengaku beragama tapi tidak tahu apa isi ajaran agamanya.
Tuntunan yang menjadi tontonan dan sebaliknya tontonan yang dijadikan sebagai tuntunan dimanfaatkan oleh musuh-musuh Allah dari golongan jin dan manusia yang dikepalai oleh iblis laknatullah untuk menyesatkan lebih banyak lagi umat manusia atau bani Adam seperti yang diminta oleh iblis kepada Allah. Iblis akan terus menyesatkan keturunan Adam yang tidak tahu siapa dirinya dan siapa Tuhannya sampai batas waktunya tiba. Semakin banyak manusia tersesat maka semakin banyak pula yang menemani iblis nantinya menjadi bahan bakar nerakanya Allah SWT.
Pudarnya petunjuk kaburnya batas perintah dan larangan berakibat pada rusaknya Ideologi, sosial budaya, dan hablum minannas wa hablum minallah manusia masa itu sebelum datangnya Islam rahmatan semesta alam. Dari segi ideologi manusia tersesat parah yang seharusnya kuasa diberikan untuk membawa orang yang dikuasainya kepada kesejahteraan tapi malah diperbudak dan dihancurkan harkat dan martabat kemanusiaannya. Dari sesi sosial, bagaimana tatanan sosial tumpang tindih antara yang kaya dan miskin, antara yang berilmu dan yang kurang dan seterusnya. Dari segi budaya, kita tahu bahwa budaya jahiliah berupa membunuh anak perempuan karena dianggap sebagai aib keluarganya, dan juga adanya poligami yang tidak ngotak yang juga merendahkan derajat manusia terkhusus kaum perempuan.
Semua itu berubah 180 derajat ketika diutusnya Muhammad sebagai Nabi dan diangkat sebagai Rasulullah yang memperbaiki kerusakan akhlak manusia. Mengangkat derajat perempuan, dan membebaskan sistem perbudakan manusia serta memberantas kezaliman di muk bumi ini. Secara singkatnya, Barangsiapa yang menolong Agama Allah, maka Allah akan mudahkan segala urusannya baik urusan dunia maupun urusan akhirat.
Kita ambil contoh dari segi budaya lebih khusus budaya berpakaian. Orang diluar Islam melihat cara pakai pakaian umat muslim terkhusus lagi muslimah yang memakai baju kurung dan lebih lagi memakai cadar yang hanya menampakkan bagian mata saja dan juga menampakkan bagian telapak tangan. Ini merupakan pakaian yang standar diajarkan Islam yang inti dari ajaran ini adalah untuk menutup aurat. Mengapa demikian, barangkali kita sudah akrab dengan permisalan yang menjawab mengapa muslimah berpakaian serba tertutup. Permisalan dua permen yang dilempar ke tanah, satu dibukakan bungkusnya dan satu lagi ditutup oleh bungkusnya. Kemudian, ditanya manakah permen yang akan diambil. Tentunya yang tertutup. Maka, dengan demikian Islam menjaga para muslimahnya dari segala kotoran yang ada di dunia fana' ini.
Kita tahu bahwa pakaian zaman sebelum Islam datang adalah pakaian penuh mudharat dan maksiat. Walaupun sopan tapi tetap mengundang hasrat kaum lelaki yang rendah control-nya terhadap hawa nafsunya. Apalagi yang memang sengaja mengundang gairah para pria untuk memangsanya. Islam hadir dengan memberikan solusi serta meluruskan ideologi yang sesat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Jika dibilang ketinggalan zaman, maka kita bandingkan pakaian yang ada di zaman sekarang. Kaum modernis yang menganggap bahwa pakaian modern dan megah itu adalah pakaian yang penuh bling-bling bahkan cenderung kurang bahan. Itulah pakaian yang modern. Kita tahu bahwa sebelum Islam datang pakaian juga seperti itu, penuh bling-blingnya, kurang bahannya bahkan macam rupanya juga ada. Tapi setelah islam datang dirubah itu semua, bahkan menjadi budaya yang terbaik pada masanya. Dan sekarang para muslimah juga masih mengenakan pakaian yang serupa bahkan dimodifikasi lebih modern dengan tetap menonjolkan syar'i nya. Maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa kaum modernis yang mengklaim dirinya sebagai orang yang hidup di zaman modern justru merekalah yang terbelakang dan bahkan kembali ke zaman-zaman sebelumnya hanya saja dikemas dari rupa yang agak dibedakan. Sedangkan Islam beradaptasi dengan zaman sekarang dengan tetap mempertahankan ajaran agama yang memberikan kemerdekaan kepada penganutnya untuk berinovasi, berkreasi, dan produktif yang muara utamanya adalah untuk ibadah karena Allah SWT.
Ini juga berkaitan dengan aspek kemerdekaan umat muslim dengan adanya syariat agama yang menjelaskan batas antara perintah dan larangan, anjuran dan peringatan dari Allah SWT. Kita kembalikan kepada peristiwa iblis yang meminta kepada Allah untuk diberikan kuasa menyesatkan keturunan Adam bagi mereka yang tidak tahu siapa dirinya dan siapa Tuhannya. Dari peristiwa tersebut, menjadi hikmah kepada kita semua terkhusus umat muslim adalah dalam segala kegiatan, segala kesempatan, segala pikiran, segala perbuatan kita selalu ada celah bagi iblis menggoda dan menyesatkan kita. Islam dengan jelas dan rinci memberikan peraturan dan larangan agar terhindar serta terlindungi dari bujuk rayu iblis tak nampak mata.
Bisa jadi dengan kepintaran yang kita punya ada celah lebar yang memberikan ruang kepada iblis menyesatkan manusia ke dalam labirin tanpa jalan keluar. Misalnya kaum athis yang menganggap teknologi adalah Tuhan itu sendiri dan menganggap Tuhan yang dipertahankan selama ini sudah mati hilang ditelan zaman. Bahkan mereka mendeklarasikan "Tuhan sudah mati", namun faktanya hari ini adalah Tuhan masih ada dan mereka yang mengucapkan Tuhan sudah mati mereka itulah yang mati. Bagaimana dengan teknologi yang dipertuhan oleh mereka. Tuhan adalah yang paling sempurna diantara yang sempurna. Bila sesuatu itu bisa rusak, bisa diperbaiki, bisa di upgrade, bisa dihancurkan maka apakah itu layak disebut sebagai Tuhan?