Lihat ke Halaman Asli

Regiani Abidin

Never Walk Alone

Etika Berkomunikasi dengan Guru di Masa Pembelajaran Daring

Diperbarui: 8 Agustus 2020   09:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik dan buruk.  Secara Etimonologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu "Ethicos" yang artinya timbul dari suatu kebiasaan.

Sebelum virus covid-19 melanda Indonesia, segala macam kegiatan, kebiasaan, dalam berbagai macam sektor berjalan sebagaimana mestinya. Termasuk di sektor pendidikan.  Segala aktifitas,kebiasaan,kegiatan belajar mengajarpun berjalan dengan semestinya.  Namun, semua itu berubah 360 derajat.  Bayangkan saja, segala macam kegiatan dalam hal proses pembelajaran menjadi berbeda, bahkan sekarang munculah istilah "New Normal" atau normal baru. Semua lapisan masyarakat tidak ada yang tidak tahu apa itu "new normal?". Semua orang saat ini sudah cukup teredukasi dengan segala kebiasaan-kebiasaan baru seperti : harus selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas apapun, ada pengecekan suhu tubuh di sarana-sarana umum, wajib menggunakan masker ketika keluar rumah, menjaga jarak aman dan tidak berkerumun atau physical distancing yang semua itu diterapkan di segala aktifitas dan di semua tempat baik itu sarana transportasi umum, ruang terbuka, sarana publiklainnya termasuk penutupan wisata dan sekolah sementara. Semua sektor mengalami perubahan kebijakan khususnya di sektor pendidikan. Semua pelajar di seluruh penjuru tanah air terutama didaerah yang memgalami Zona Merah tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Bahkan mentri pendidikan menghapuskan Ujian Nasional di tahun ini karena mengingat penyebaran virus ini sangat cepat dan untuk mencegah terjadinya penularan. Sehingga mengharuskan melakukan kegiatan belajar mengajar secara online atau muncul istilah BDR (belajar Dari Rumah). 

Dinamika proses BDR atau Belajar Dari Rumah ini memunculkan banyak spekulasi dan keluhan.  Baik itu dari sudut pandang orangtua murid,tenaga pengajar,peserta didik,bahkan dari mentri pendidikan sendiri. 

Keterbatasan pengetahuan orangtua, terhambatnya jaringan internet terutama di daerah pelosok,ketidak mampuan membeli kuota,bahkan ada yang tidak memiliki telepon seluler menjadi hambatan tersendiri yang menjadi PR besar pemerintah dalam proses BDR di masa pandemi ini.  

Perbedaan yang paling signifikan adalah Guru tidak lagi menjadi orangtua kedua bagi siswa disekolah. Karena pembelajaran dilakukan di rumah masing-masing dengan pendampingan dari masing-masing orangtua di rumah. Maka dari itu 80 % proses pembelajaran dilakukan bersama orangtua atau pendamping dirumah. 

Tetapi bukan berarti Guru kehilangan perannya. Hendaknya kita sebagai orangtua tetap harus membimbing dan mengajarkan anak-anak kita untuk selalu menghormati Guru. Setidaknya kita memberikan pengarahan kepada anak-anak kita untuk selalu sopan dan beretika di dalam proses BDR ini. 

Etika yang harus kita perhatikan kepada anak-anak kita adalah dalam hal berkomunikasi dengan Guru via daring,bisa via sosial media seperti whatsApp Group, Skype, zoomeeting,dan sosial media lainnya.  

Kita harus tetap mengajarkan kepada anak-anak kita tentang bagaimana beretika kepada Guru terutama dalam hal berkomunikasi secara Daring seperti :

  • - Jika mau bertanya /menyapa hendaklah mengucapkan Salam terlebih dahulu. 

  • - Gunakanlah bahasa yang mudah dipahami dan sopan,baik dalam tulisan maupun intonasi suara jika via telpon atau videocall. 

  • - Tidak bertele-tele tapi langsung pada poin utama. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline