Lihat ke Halaman Asli

Regen wantalangi

dalam hening ada renung

nasib perantau di era corona

Diperbarui: 5 April 2020   19:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi sebagian orang merantau adalah salah satu mimpi yang sudari dulu menjadi idam-idaman baik untuk melanjutkan studi maupun mencari pekerjaan. "pantang pulang sebelum tumbang" adalah salah satu pegangan yang kuat bagi para perantau, "pulang tanpa hasil lebih baik mati di tanah orang" pun menjadi motto yang pasti tak lazim ditemukan dikalangan para perantau.

Merantau mungkin adalah salah satu tujuan bertahan hidup atau untuk menghidupi keluarga yang ditinggalkan di kampung halaman, karena mungkin pekerjaan yang mendukung atau mungkin merantau adalah salah satu cita-cita untuk menempuh sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena mungkin dikampung halaman tidak ada sekolah yang menunjang atau mungkin juga merantau adalah suatu pelarian atau mungkin juga merantau karena menjalankan tugas dalam pekerjaan. Semua yang merantau memiliki warna dan makna.

Ditengah kemelut pandemi corona mungkin bagi sebagian perantau dapat kembali ke kampung halamannya karena memiliki uang yang banyak, namun bagaimana dengan sebagian perantau yang datang dari kampung halaman bermodalkan otot dan doa dari orang tua, mereka yang tinggal di kos yang ukurannya 4x4 dan hanya bisa makan dua kali atau bahkan satu kali dalam sehari. 

Hidup diperantauan bukanlah suatu hal yang mudah butuh perjuangan yang tanpa habis-habisnya apalagi menghadapi corona, kecemasan anak rantau pasti tiada duanya. "pulang tidak sukses, tidak pulang takut corona. Tidak pulang ada corona, pulang takut bawa corona"

So.. bagi kalian yang  mempunyai teman anak rantau berbelaskasihanlah memberika masker, makanan, atau apapun adalah ibadah dan pasti perbuatan amal akan diperhitungkan. Tapi tetap jaga jarak dan tetap cuci tangan yaaa GBU...

#saveanakrantau

#dirumahaja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline