Lihat ke Halaman Asli

Romeo Saru

ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

Asa di Balik Laporan Aduan Warga: Mimpi yang Terus Menunggu Jawaban

Diperbarui: 16 November 2024   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mengapa warga lebih memilih bergotong-royong menambal jalan rusak daripada menunggu pemerintah yang katanya 'sedang memproses'? Apakah laporan aduan warga hanya sekadar formalitas atau benar-benar jalan menuju perubahan?"

Pendahuluan: Suara Warga, Suara Perubahan?

Laporan aduan warga sering disebut sebagai jembatan emas antara masyarakat dan pemerintah. Melalui mekanisme ini, masyarakat dapat menyampaikan permasalahan di lingkungannya, mulai dari jalan rusak, tempat pembuangan sampah liar, hingga program-program yang tidak terealisasi. Namun, apakah laporan ini efektif? Kenyataannya, banyak warga mulai kehilangan kepercayaan dan memilih menyelesaikan masalah secara mandiri.

---

Kendala di Balik Laporan Aduan Warga

1. Birokrasi yang Berbelit-belit

Laporan warga sering kali harus melewati banyak meja dan prosedur. Dari formulir yang diisi, verifikasi, hingga penganggaran, proses ini membutuhkan waktu yang lama, sering kali terlalu lama untuk masalah yang mendesak.

2. Kurangnya Transparansi

Banyak laporan yang hanya berakhir sebagai dokumen tanpa kejelasan tindak lanjut. Warga tidak tahu apakah laporan mereka sedang diproses atau hanya diabaikan.

3. Minimnya Anggaran dan Prioritas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline