Lihat ke Halaman Asli

Romeo Saru

ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

Mengapa Pendidikan Nonformal Seharusnya Mendapat Dukungan Lebih dari Masyarakat dan Pemerintah?

Diperbarui: 12 November 2024   16:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi belajar di play grup _sumber gambar: istockphoto.com

Di tengah tuntutan dunia yang semakin dinamis, pendidikan formal saja tidak lagi cukup untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan kehidupan. Pendidikan nonformal, dengan pendekatannya yang fleksibel dan beragam, menawarkan kesempatan belajar yang lebih luas dan relevan. Namun, sayangnya, dukungan terhadap pendidikan nonformal masih kurang diperhatikan. Bukankah sudah saatnya masyarakat dan pemerintah memberikan perhatian lebih pada pendidikan nonformal? Mari kita lihat mengapa pendidikan ini adalah salah satu kunci penting bagi masa depan yang lebih inklusif dan berdaya saing.

Mengapa Pendidikan Nonformal Seharusnya Mendapat Dukungan Lebih dari Masyarakat dan Pemerintah

Di tengah perkembangan dunia yang semakin cepat dan beragam, kebutuhan pendidikan anak-anak dan remaja kita tak lagi bisa terpenuhi sepenuhnya oleh sistem pendidikan formal. Sekolah memang berperan penting dalam memberikan fondasi dasar akademis, tetapi sering kali ia belum mampu menjangkau aspek-aspek lain yang esensial dalam kehidupan. Inilah mengapa pendidikan nonformal seharusnya mendapat lebih banyak perhatian dan dukungan dari masyarakat dan pemerintah. Pendidikan nonformal menawarkan fleksibilitas dan pendekatan berbasis minat yang mampu menjawab kebutuhan yang tidak bisa dicakup oleh kurikulum sekolah.

Pendidikan nonformal adalah segala bentuk pendidikan yang terjadi di luar sistem sekolah formal. Contohnya, taman baca, pelatihan keterampilan, kursus seni, kegiatan pramuka, hingga organisasi kemasyarakatan. Kegiatan-kegiatan ini memungkinkan anak-anak dan remaja untuk mengeksplorasi potensi diri, mengembangkan keterampilan sosial, dan memperkuat karakter melalui interaksi yang bebas dan kontekstual. Dengan kata lain, pendidikan nonformal memberikan "belajar untuk hidup," bukan sekadar belajar untuk lulus ujian.

Sayangnya, dukungan terhadap pendidikan nonformal di Indonesia masih jauh dari cukup. Banyak taman baca dan pusat kegiatan belajar masyarakat yang kekurangan fasilitas, sumber daya manusia, dan buku bacaan yang memadai. Padahal, di sinilah anak-anak belajar secara menyenangkan dan merasa lebih bebas untuk bertanya serta mencoba hal baru. Berbeda dengan pendidikan formal yang kerap kaku, pendidikan nonformal lebih terbuka terhadap pendekatan kreatif dan inovatif yang tidak hanya mendorong kecerdasan kognitif tetapi juga kecerdasan emosional dan sosial.

Pendidikan nonformal tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga meningkatkan kemampuan beradaptasi dan problem-solving, yang sangat dibutuhkan di masa depan. Anak-anak yang terlibat dalam pendidikan nonformal cenderung memiliki kepercayaan diri lebih tinggi dan mampu mengatasi berbagai tantangan sosial. Mereka belajar untuk menghargai keberagaman, bekerjasama dalam tim, dan membangun kemampuan komunikasi. Dalam konteks dunia kerja dan masyarakat, kemampuan-kemampuan ini memiliki nilai yang sangat besar.

Pemerintah dan masyarakat perlu menyadari bahwa investasi dalam pendidikan nonformal adalah investasi untuk membentuk manusia seutuhnya. Dukungan yang lebih besar terhadap taman baca, perpustakaan umum, pelatihan keterampilan, hingga kursus berbasis minat akan memberi peluang kepada generasi muda untuk berkembang sesuai potensinya. Pemerintah dapat memberikan insentif bagi pihak swasta untuk terlibat, menambah anggaran untuk lembaga pendidikan nonformal, atau mendirikan lebih banyak pusat pembelajaran masyarakat di berbagai daerah.

Di sisi lain, masyarakat juga perlu aktif mendukung pendidikan nonformal. Partisipasi bisa dimulai dengan menyumbangkan buku, menjadi relawan di taman baca, atau bahkan mendirikan komunitas belajar di lingkungan masing-masing. Dengan saling mendukung, pendidikan nonformal tidak hanya akan hidup dan berkembang, tetapi juga benar-benar berperan sebagai pelengkap pendidikan formal.

Di era yang serba berubah ini, pendidikan nonformal bukan lagi sebuah opsi, melainkan kebutuhan. Sudah saatnya kita bergandengan tangan, masyarakat dan pemerintah, untuk mendukungnya. Mari kita jadikan pendidikan nonformal sebagai jalan menuju masa depan yang inklusif, di mana setiap anak dapat tumbuh sesuai potensinya dan berkontribusi pada masyarakat dengan sepenuh hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline