Lihat ke Halaman Asli

Romeo Saru

ASN / Gemar literasi/ Kota Sorong Papua Barat Daya /

Tidak Lagi Prioritas? Mengapa Semakin Banyak Orang Menunda atau Menolak Pernikahan

Diperbarui: 11 November 2024   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi menolak sumber gambar : istock.com

Di tengah perubahan nilai dan prioritas generasi muda, sebuah pertanyaan menarik muncul: masihkah pernikahan menjadi tujuan utama, atau sudah berubah menjadi pilihan hidup di antara banyak alternatif? Semakin banyak orang memilih untuk menunda pernikahan, bahkan mempertimbangkan untuk tidak menikah sama sekali. Apakah ini cerminan dari hilangnya minat, ataukah ada alasan mendalam di balik tren ini?

Tidak Lagi Prioritas? Mengapa Semakin Banyak Orang Menunda atau Menolak Pernikahan

Di era modern ini, pernikahan bukan lagi satu-satunya jalan menuju kebahagiaan. Dulu, pernikahan dianggap sebagai simbol pencapaian hidup, bukti kedewasaan, dan tanda kesiapan untuk membangun masa depan. 

Namun, bagi banyak milenial dan Gen Z, pernikahan telah bergeser dari "harus" menjadi "pilihan." Bahkan, semakin banyak orang yang merasa bahwa kebahagiaan tidak selalu terkait dengan status pernikahan. Jadi, mengapa generasi muda ini semakin sering menunda atau bahkan memilih untuk tidak menikah?

1. Pencarian Makna Hidup di Luar Pernikahan

Bagi generasi masa kini, menemukan kebahagiaan dalam pencapaian pribadi menjadi tujuan utama. Mereka lebih menghargai pengalaman hidup, pengembangan diri, dan perjalanan mengejar passion dibandingkan dengan cepat memasuki fase pernikahan. Dengan beragam akses ke pendidikan, teknologi, dan peluang karir yang luas, generasi ini berusaha untuk mengeksplorasi makna hidup yang lebih dalam dan lebih personal. Banyak dari mereka yang ingin menjalani hidup sesuai impian dan minat, tanpa dibatasi oleh tanggung jawab pernikahan.

2. Karir yang Diprioritaskan

Generasi muda tumbuh dalam lingkungan yang sangat kompetitif, di mana kesuksesan karir menjadi sesuatu yang sangat dihargai. Mereka menyadari bahwa memiliki karir yang stabil akan membantu mewujudkan mimpi, memberikan rasa aman, dan membuka peluang untuk kebebasan finansial. 

Sementara pernikahan bisa jadi memberikan dukungan emosional, banyak orang merasa bahwa memiliki kestabilan karir lebih mendesak untuk saat ini. Terutama bagi wanita, kesempatan untuk mengejar karir kini dianggap sama pentingnya dengan membangun keluarga, sebuah perubahan besar dari generasi sebelumnya.

3. Kebebasan Pribadi yang Lebih Dihargai

Bagi generasi milenial dan Gen Z, kebebasan untuk menentukan jalan hidup sendiri menjadi sesuatu yang sangat dihargai. Mereka tidak ingin terikat pada komitmen jangka panjang yang mungkin membatasi pilihan hidup. 

Sebaliknya, mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu mengejar pengalaman baru, menjelajahi dunia, atau bahkan menjalani hidup yang lebih santai tanpa tekanan untuk segera menikah. Kebebasan ini memungkinkan mereka untuk lebih leluasa membangun hidup sesuai keinginan, dengan sedikit atau tanpa tuntutan dari pihak luar.

4. Ketidakpastian Ekonomi sebagai Pertimbangan Besar

Banyak orang muda yang merasa bahwa pernikahan tidak hanya memerlukan kesiapan mental, tetapi juga kesiapan finansial yang kuat. Dengan biaya hidup yang terus meningkat, tantangan keuangan kian menjadi perhatian utama. Banyak yang berpikir dua kali sebelum menikah, khawatir bahwa mereka belum cukup siap secara finansial untuk menanggung biaya pernikahan, rumah tangga, atau bahkan membesarkan anak. Ini menjadi salah satu faktor utama yang membuat pernikahan bukan lagi menjadi prioritas, melainkan sesuatu yang dipertimbangkan dengan hati-hati.

5. Pergeseran Nilai Sosial tentang Pernikahan dan Keluarga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline