Tahun 2012 merupakan tahun penting bagi bangkitnya sosok pemimpin yang berani dan bersih. Kita mulai mengenal sosok Ahok BTP yang mulai terkenal semenjak menjadi wakil gubernur pendamping Joko Widodo. Rekam jejaknya yang sudah terkenal berani melawan arus, sudah terkenal semenjak ia masih menjadi bupati Belitung Timur, sampai menjadi anggota DPR.
Sebagai seorang "double" minoritas, yang beretnis Tionghoa dan beragama Kristen, tentu nampaknya sulit untuk menjadi seorang pejabat publik, mungkin banyak yang lebih memilih untuk menjadi pengusaha atau pedagang yang sudah menjadi pekerjaan yang mendarah daging, dibanding menjadi pejabat publik yang akan memiliki banyak musuh nantinya jika tidak mengikuti arus yang telah ada.
[caption id="attachment_365311" align="aligncenter" width="150" caption="Sumber: ardisaz.com"][/caption]
Dalam hal ini ia benar-benar mengejutkan kita semua dengan pilihan yang ia ambil dan juga hasil yang ia peroleh. Bukan hanya itu, ketegasan dan keberaniannya dalam bersikap juga banyak membuat banyak orang kagum. Tapi karena itu jugalah ia punya banyak musuh saat ini, walaupun banyak juga orang benar yang mendukungnya.
Kebanyakan orang yang membencinya karena kinerjanya dianggap menggagu kepentingan mereka semua. Bisa kita lihat seperti para anggota DPRD DKI yang selalu punya berbagai alasan untuk menjatuhkannya. Para ormas anarkis semacam FPI dan FBR yang punya alasan SARA yang sudah sangat tidak relevan untuk dipakai, serta beberapa orang dari partai politik yang merasa Ahok sebagai batu sandungan dari kebiasaan "kotor" mereka yang sering dilakukan bahkan telah membudaya di seluruh kalangan pejabat baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.
Di Indonesia ini anehnya orang yang berani berbuat benar dan melawan kejahatan yang dilihatnya, malah akan dikucilkan, dianggap salah, dan bahkan keselamatan diri dan keluarganya bisa ikut terancam. Kita tentu masih ingat akan kasus Antasari Azhar dengan kasus rekayasa "cinta segi tiga" yang dibuatkan untuknya, karena aksinya bersama KPK yang banyak menjaring kasus besar dan orang penting di dalamnya. Hakim Syaifuddin Kartasasista yang menjatuhkan hukuman penjara kepada Tommy Soeharto pun tewas ditembak karena keberaniannya memutuskan hal yang benar.
[caption id="attachment_365312" align="aligncenter" width="150" caption="Sumber: arifoadhinoto.wordpress.com"]
[/caption]
Tentu kita berharap Ahok tidak menjadi orang terakhir yang berani menantang arus dalam menegakkan kebenaran dan akan muncul Ahok-Ahok baru nantinya yang bukan sekedar melawan arus, bahkan mengubahnya menjadi arus positif yang akan menjadi pertanda bahwa Indonesia telah melewati fase kemundurannya menuju masa depannya yang maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H