Lihat ke Halaman Asli

Regaina Eka Martasari

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menilik Keilmuan Seorang Pendakwah

Diperbarui: 27 Mei 2024   17:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taken by: Regaina

Menilik Keilmuan Seorang Pendakwah

Oleh: Syamsul Yakin
(Dosen  UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) dan Regaina Eka Martasari (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

Menurut pandangan dari  tiga inti ajaran Islam, yaitu akidah , syariah, dan akhlak, maka keilmuan seorang pendakwah terdiri dari ketiga inti ajaran Islam itu. Ketiganya tersebut sering disebut sebagai tiga pilar pesan dakwah.

Pertama, keilmuan meliputi akidah atau keimanan. Di sini akidah berbeda halnya dengan tauhid (mengesakan Allah). Tauhid merupakan salah satu bagian dari  akidah, sedangkan arti dari akidah sendiri lebih luas bahasannya dari pada tauhid. Akidah tidak hanya menyangkut keimanan kepada Allah, tetapi juga terhadap rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat, hari akhir, takdir dan lain sebagainya.

Selama ini, terdapat berbagai adanya sejumlah aliran dalam Islam seperti Khawarij, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturudiyah, Wahabiyah, dan lain-lain.
Dari segi sisi tauhid, aliran dalam Islam merupakan sama-sama mengesakan Allah. Tetapi dari sisi akidah sendiri, mereka memiliki perbedaan pandangan yang cukup signifikan.

Seorang pendakwah seharusnya memahami aliran yang diikutinya, sedikitnya aliran yang mereka pegang. Dari pemahaman mengenai tokoh-tokohnya dan  semua hal pendapat-pendapatnya. Misalnya tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, bagaimana alam, surga, neraka, dan lain-lain lengkap dengan argumen masing-masing yang bisa dijadikan acuan pengikutnya. Idealnya, seorang pendakwah dapat mengetahui perbedaan dan persamaan bagaimana setiap isi dari aliran-aliran yang dianut tersebut.

Maka dari itu, seorang pendakwah haruslah mendalami al-Qur'an dan ilmu tafsir, hadits dan ilmu hadits, sejarah, dan pertumbuhan serta perkembangan teologi dalam Islam. Di samping memiliki pengetahuan tentang  manhaj, madzhab, ormas, dan partai, baik persamaan maupun perbedaannya masing-masing.

Kedua, keilmuan terkait syariah. Dalam konteks ini, syariah berbeda dengan fikih. Syariah adalah hukum Islam yang digali dari al-Quran dan Sunah yang masih murni (bukan hasil dari adanya ijtihad), sementara, fikih merupakan hasil dari proses ijtihad ulama mengenai hukum Islam yang bersumber dari al-Quran maupun Sunah. Untuk itu, seorang pendakwah harus menguasai al-Qur'an, hadits Nabi, literatur fikih, baik klasik atau terdahulu, pertengahan, dan kontemporer.

Dalam hal ini syariah, fikih, dan ibadah dapat dibedakan dari segi pengertiannya.Ibadah merupakan satu dari banyaknya bagian dari fikih. Oleh karena itu, dalam literatur dikenal fikih ibadah, fikih muamalah, fikih politik, dan lain-lain.

Ketiga, keilmuan terkait dengan akhlak. Yang mana Akhlak ialah  berbeda dengan tasawuf. Akhlak lebih condong sebagi perilaku lahir, sedangkan tasawuf adalah perilaku batin. Seorang pendakwah sejatinya harus bisa memodifikasi antara akhlak yang baik (mahmudah) dan akhlak yang tercela (mazmumah). Akhlak seorang pendakwah seyogyanya meningkat menjadi tasawuf seorang pendakwah. Karena pendakwah adalah panutan bagi jama'ah dakwah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline