Lihat ke Halaman Asli

REGA HAIQAL M

Mahasiswa

Cegah Stunting, Mahasiswa KKM UNIBA Kelompok 43 Berikan Penyuluhan Pencegahan Stunting

Diperbarui: 6 September 2023   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. KKM 43 Uniba

Dalam rangka meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat, upaya edukasi terus dilakukan oleh Mahasiswa Universitas Bina Bangsa (Uniba) dalam rangkaian kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 43.

Untuk menghindari berbagai permasalahan kesehatan akibat kekurangan gizi, sangat penting bagi orang tua dalam memperhatikan asupan makanan anak sejak dini. Salah satu cara memastikan anak cukup asupan gizi dengan memperhatikan tinggi badan. Jika anak lebih pendek dari teman seusianya, bisa jadi anak memiliki masalah dengan pemenuhan gizinya.

Dok. KKM 43 Uniba

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Stunting juga merupakan masalah kesehatan nasional, termasuk di wilayah KKM. Untuk itu, perlu digiatkannya penyebaran informasi yang dapat dilakukan melalui metode penyuluhan mengenai pencegahan stunting dengan imunisasi dan 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK).

Pada 11 Agustus 2023, penyuluhan dilaksanakan dengan sasaran berupa ibu atau orang tua yang memiliki anak usia baduta (0-24 bulan) maupun balita yang menjadi cakupan imunisasi BIAN dan kader kesehatan wilayah RW 01, Desa Barengkok. Tujuan dari penyuluhan ini yaitu untuk memberikan informasi mengenai stunting, seperti bahaya, dampak, penyebab, ciri-ciri, dan cara pencegahan. Penulis juga menjelaskan terkait hubungan imunisasi dan 1000 HPK dengan stunting sebagai upaya pencegahannya. Penyuluhan dilaksanakan penulis pada sabtu pagi dengan dihadiri orang tua anak yang berjumlah 14 orang dan kader kesehatan yang berjumlah 2 orang, sehingga total peserta berjumlah 24 orang. Sepanjang kegiatan, peserta mendengarkan serta menyimak materi dan penjelasan yang diberikan. Hanya saja, penjelasan tersebut seringkali teralihkan oleh beberapa orang tua yang membawa anaknya karena harus menenangkan sang buah hati.

“Materi ini sangat penting untuk ditanamkan dalam menjaga kesehatan ibu dan anak. Ibu yang memperhatikan pasti akan mengamalkan ilmu tersebut” ujar salah satu kader kesehatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline