****
Sang Tuhan mencipta, mengkreasi,
menitip, merawat, membiarkan
Ia tumbuh kembang, menjadi apa adanya,
menemu bentuk jati identitas,
Ia yang kuberi nama “Mawar Putih”…
****
Ia terlahir putih seputih salju yang gemar
merengkuh dingin alam kutub utara,
Ia bagai pasir cerah tak bernoda yang
membiaskan aura ketenangan,
Ia mawar putih yang beranjak tegak
mengukur kaki langit...
****
Ia menjadi mawar putih karena hatinya,
Relungnya tulus, jujur, mau iklas, menebar kasih,
suka insaf, peduli, merasa apa yang dirasa yang lain,
Ia memang putih hanya tak selalu putih, sesekali bernoda,
Tapi ia tak membiarkan hati putih selalu terperangkap
titik-titik dan noda-noda hitam itu,
Ia kerap tak jeda membilasnya biar tetap tinggal putih
hingga akhirnya beranjak meninggalkan dunia indah fana ini,
Bersua suka dengan Sang Tuhan asal segalanya…..
****
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H