Lihat ke Halaman Asli

Bias Waktu

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1296877408799262265

Bias.Tatapanku bukan tanpa makna. Tapi lebih pada yang namanya harap. Menari berputar gejolak riang melingkari. Hari ini, sebuah mimpi terlihat nyata. Pendosa pun tahu itu namanya cinta. Terlebih kamu dan aku saat melihatnya. Sederhana yang merekah. Senyum sunggih sumeringah. Melodi bersyair dalam rintik gerimis hujan.”

Tatapan maknamu berisi sorot hati wajah jati diri. Ronanya tajam-teduh. Bulu kudukku berdiri merinding terpukau. Batinku jadi tak tentu. Syair senyum semringahmu menarik biarkan hati iklasku masuk. Inginku meraih dan meringkuk padanya. Mengintip pesan samar bias indahnya. Bertahta kekal tak lekang waktu di sana.”

Waktu hanyalah sebuah masa. Masa beradunya pola dan langkah. Tergerak membentang hapuskan bimbang dalam jarak. Mengapa harus terpungkiri dengan adanya rasa dalam suka duka beserta pengisinya. Sedang penyerahan segala hanya padaNYA.”

BersamaNYA kita terus mencari. Mengais emas permata yang bersemayam dalam rasa. Menyusuri rekahan-rekahan binar jiwa. Mematangkan pesona aku kita menuju iktiar aku yang pantas dinikmati bersamaku, bersamamu, bersamaNYA.”

12968770991031191623

*coretan Refo Torai dan D-wee

*gambar dari google

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline