Bicara Sepak Bola kita hanya bisa menelan air liur membaca gaji seorang pemain dan nilai transfer yang bisa pecah dalam hitungan bulan.
Bagaimana tidak, gaji seorang Ronaldo si CR7 di Madrid sebesar Rp 7,3 M per pekan masih ada yang lebih besar yaitu gaji Messi di Barcelona sebesar Rp 8,6 M per pekan.
Gaji besar ini yang membuat Dirjen Pajak Spanyol mempelototi pajak yang telah mereka bayar dengan yang seharusnya.
Nilai transfer pesepakbola membuat kita bingung menghitung saking besarnya. Apakah modal bisa kembali ?.
Bagaimana tidak, nilai transfer Neymar dari Barcelona ke PSG sebesar Rp 3,4 triliun memecahkan rekor transfer Pogba dari Yuventus ke MU sebesar Rp 1,6 triliun yang baru setahun jagung.
Nilai asset MU yang memanage 11 pemain adalah sebesar Rp 51.646 T lebih besar dari Asset Bank Mandiri sebesar Rp 1.000 T memanage +/- 40.000 karyawan.
Klub Sepak Bola selalu menjadi incaran Investor karena Labanya sangat menggiurkan. Laba kotor MU pertahun sebesar $288 M setara Rp 4.032 T.
Mengingat jumlah uang beredar di Sepak Bola sangat besar, maka aturan Sepak Bola dibuat sangat detail untuk menghindari salah tafsir. Tidak ada pasal abu-abu atau pasal karet yang bisa menimbulkan saling sengketa.
Sebagai contoh adalah aturan nilai dalam suatu kompetisi. Ada point, selisih gol, produktivitas, nilai dalam kandang dan diluar kandang. Maksudnya, kalau semua sama maka akan dihitung produktivitas di luar kandang.
Strategi.
Mengingat jumlah kompetisi setiap tahun begitu banyak dan padat, manager dan pengurus Klub memutar otak menentukan strategi dan target yang harus dicapai.
Liverpool, yang sudah lolos ke babak final piala Champions,
saat ini penuh dilema. Bisa dapat 2 atau hilang sama sekali.
Masalahnya, jika terlempar dari 4 besar Piala Liga dan gagal meraih juara Piala Champions maka tahun depan tidak bisa ikut piala Champions. Kompetisi antar Klub Eropa yang jadi target semua Klub pada kompetisi lokal.
Pada Piala Liga, Liverpool yang saat ini berada di peringkat 4 nilainya terpaut tipis dengan Chelsea yang sangat berambisi untuk ikut Piala Champions. Apa lagi, nasib Conte sang Manager yang sedang di ujung tanduk. "Gagal berarti dipecat".
Tanggung jawab seorang manajer begitu besarnya.