Lihat ke Halaman Asli

Mari Benahi Pola Konsumsi Kita

Diperbarui: 10 Oktober 2016   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam sebuah hadis diriwayatkan oleh Nasa’I yaitu pada hadis ke 2571 dijelaskan bahwa konsumsi ialah :

Artinya :Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya berkata, Rasul SAW bersabda: “makan dan minumlah, bersedekah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak sombong”.

Konsumsi  dari segi ekonomi adalah suatu tindakan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna ekonomi suatu benda atau secara umum konsumsi ialah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan.

Dan berdasarkan hadis yang telah terpaparkan di atas bahwa sesungguhnya manusia diciptakan di atas bumi ini oleh Allah salah satunya untuk menghidupi semua kebutuhan duniawinya, baik itu jasmani maupun rohaninya. Allah menginginkan kita untuk selalu berusaha sebaik-baiknya dalam menjalankan kehidupannya, maka Allah juga menginginkan kebutuhan akan sandang dan pangan kita agar tercukupi dengan cara-cara yang dihalalkan oleh Allah dan menjauhi keharamannya. Sudah jelas bahwa islam begitu ketat dan disiplinnya, sampai hal sekecil apapun  islam juga mengajarkan kepada para umatnya untuk dapat mengkonsumsi barang yang akan digunakan oleh kita, agar menjadi barang yang akan  bermaanfaat dan terjauhkan dari kemudharatannya. 

Oleh karena itu dalam hal konsumsi banyak sekali yang kita bisa temukan seperti sesuatu hal yang awal hukum perkaranya itu baik dapat menjadi buruk jika secara berlebihan dalam penggunaanya. Kaitannya dengan yang sering kita lakukan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman sehari-hari akan bernilai keburukan jika kita mengkonsumsinya secara berlebihan atau boros dan yang biasa kita kenal dengan kata (Mumbadzir). Berlebih-lebihan atau boros adalah sesuatu hal yang kita lakukan sampai melebihi batas yang seharusnya.  

Berlebihan dalam hal akan konsumsi dalam pandangan kesehatan sangatlah merugikan bagi tubuh kita, karena dapat menimbulkan penyakit yang akan di derita. Islampun juga begitu banyak sekali beberapa hadis yang menjelaskan mengenai larangan kita untuk memakan dan meminum secara berlebihan dan mengajarkan kepada kita untuk mengkonsumsi dengan cara sebaik-baiknya seperti salah satu hadis yang dapat menguatkan pandangan ini yakni :

Artinya :”Tidaklah anak Adam mengisi penuh suatu wadah yang lebih jelek dari perutnya, cukuplah bagi mereka itu beberapa suap makan yang dapat menegakkan punggungnya, maka seharusnya baginya sepertiga untukn makan, sepertiga untuk minum sepertiga untuk dirinya atau udara,”( HR. Imam Ahmad).

Sudah sangat jelas Nabi Muhammad SAW pun memberikan contoh kepada kita bagaimana untuk mengatur pola kehidupan yang sehat seperti menyesuaikan takaran yang baik dalam berkonsumsi ialah makan dan minum secukupnya dengan membagikan porsi tubuh kita, diantaranya sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum, dan sepertiga lagi untuk udara. Apabila semua terpenuhi maka hidup sehat juga akan mengikuti langkah kita dan terisinya kembali tenaga kita, namun sebaliknya jika takaran porsi kita tidak sesuai atau berlebihan maka juga dapat menimbulkan dampak pada aktivitas keseharian kita, seperti contoh orang yang sudah terlalu kekenyangan dalam berkonsumsi akan menyebabkan ia menjadi sering mengantuk bahkan malas untuk melakukan sesuatu, apalagi jangan sampai berpengaruh untuk melakukan ibadah.

Bersedekah juga demikian jangan sampai kita jadikan ajang untuk mempamer-pamerkan harta, seperti yang biasa kita lihat orang yang menyedekahkan uangnya secara berlebihan dengan memiliki maksud dan tujuan tertentu yakni ingin sekali terlihat dermawan dan menimbulkan kesombongan.

Di samping itu pada penjelasan hadis di awal tadi kita di anjurkan agar bisa menjaga cara berpakaian kita supaya tidak terlihat berlebihan. Berpakaian tidaklah harus dengan pakaian yang mahal dan berglamor akan tetapi berpakaianlah sesuai dengan tuntunan agama islam yakni pakaian yang dapat menutupi aurat kita, pakaian yang dapat menghindari kita dari timbulnya syahwat, pakaian yang di pandang terlihat rapi, bersih dan wangi. 

Kebanyakan dari beberapa orangpun sering salah memahami konteks berpakaian diantaranya seperti dalam menghadiri suatu acara atau ingin bertemu sesorang yang di anggap penting bagi kita, secara kesadaran kita langsung menghiasi diri kita dengan pakaian yang mewah, indah dan juga sangat wangi karna kita ingin sekali terlihat menawan dan mempesona dan tentunya dapat membuat kita menjadi sombong. Apakah kita juga berfikir bagaimana tata cara kita berpakaian untuk bertemu dan menghadap kepada sang maha pencipta? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline