Lihat ke Halaman Asli

Guru Sebagai Teladan Bagi Siswa

Diperbarui: 24 Juni 2015   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oleh: Refael Molina
Penulis adalah Mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP- UKAW Kupang

Dewasa ini Guru sedang diperhadapkan pada kondisi sulit dan apabila kita bahasakan secara ekstrim maka sementara ini guru tidak lagi dipercaya. Guru sedang dianggap rendah martabat mereka, bahkan tidak diakui oleh masyarakat atau para orang tua siswa/i sebagai teladan bagi siswa/i.

Hal ini disebabkan oleh sikap dan perilaku buruk siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat dimana siswa/i berada. Kita dapat melihat dan menilai sikap dan perilaku para siswa/i tersebut melalui perilaku seperti merokok, mengkonsumsi minuman keras, mengkonsumsi obat-obatan terlarang, melakukan aksi anarkis dan berbagai tindakan lainnya.

Hal inilah yang kemudian menimbulkan kekhawatiran dikalangan para orang tua dan masyarakat hingga orang tua siswapun menanyakan kepada anak- anak mereka dengan pertanyaan yang lazim yakni, “siapa guru yang mendidikmu disekolah?” dan berbagai pertanyaan lain yang berhubungan dengan guru ketika siswa/i atau anak-anak mereka memiliki perilaku buruk atau melakukan hal yang tidak senonoh (tidak wajar) di hadapan mereka.
Kita ketahui bersama bahwa pada umumnya para siswa/i menghabiskan waktu mereka disekolah sekitar 7 jam dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (Teaching and learning process) tentu ini merupakan sedikit waktu saja, sedangkan sisa waktu yang ada yakni selama 17 jam tersebut mereka habiskan di rumah atau diluar lingkungan sekolah.

Sesungguhnya hal ini mutlak tidak dapat terlepas atau di pisahkan dari peran guru dewasa ini bahwa apapun yang diperbuat siswa baik di sekolah maupun diluar lingkungan sekolah sangatlah berkaitan erat dengan pribadi/ sosok guru.

Sikap dan perilaku buruk yang di hasilkan oleh siswa tersebut pulalah yang pada akhirnya akan membuat guru disalahkan dengan alasan bahwa guru tidak mampu mengajar dan mendidik siswa dengan baik atau dengan kata lain guru gagal dalam mendidik dan mengajar siswa/i. menurut hemat saya (penulis-red) hal ini merupakan sebuah pill pahit yang harus ditelan oleh guru, karena bagaimanapun guru memiliki tanggung jawab dalam mengajar dan mendidik siswa/i (The teacher has responsibility in teaching and educating the students).

Meskipun kita ketahui bahwa guru telah berjuang mengajar dan mendidik siswa dengan baik dan sungguh-sungguh, tetapi realitaanya bahwa para orang tua siswa/i dan masyarakat tetap mengdiskreditkan (tidak mempercayai dan menganggap rendah) sosok guru yang selama ini dikenal sebagai teladan bagi siswa disamping predikat-predikat mulia lain yang dimiliki guru.

Tentu hal ini merupakan sebuah pekerjaan rumah atau masalah serius yang harus di tangani dan diatasi oleh guru. Dalam pada itu, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh pernah menyatakan bahwa “Pembentukan karakter siswa tidak bisa lepas dari peran guru. Bagaimana Manusia Indonesia pada tahun 2045 mendatang (100 tahun Indonesia merdeka) di tentukan dari bagaimana guru membentuk siswa saat ini” (www.kemdiknas.go.id).

Pada tataran yang redup ini secara mutlak (absolutely) guru dituntut agar sejatinya bangkit dan menunjukan tajinya sebagai sosok yang mampu diteladani oleh para siswa/i sehingga apabila hal ini timbul maka guru tidak lagi di judge (dihakimi) oleh masyarakat dan para orang tua siswa sebagai guru yang tidak bertanggung jawab. Profesi guru menuntut kompetensi sebagai guru, pada tataran ini guru yang professional tidak hanya ‘mengetahui’ tugas dan tanggung jawabnya belaka tetapi harus mampu ‘melaksanakan’ tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan bertanggung jawab sebagaimana dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyebutkan bahwa seorang guru yang professional harus memiliki empat kompetensi, keempat kompetensi tersebut adalah: pertama; kompetensi pedagogic yaitu kemampuan atau kompetensi dalam mengelola pembelajaran peserta didik, kedua; kompetensi kepribadian yaitu kemampuan kepribadian mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan bagi peserta didik, ketiga; kompetensi professional yaitu kemampuan penguasaan materi pelajaran luas yang mendalam, keempat; kompetensi sosial yaitu kempuan guru untuk berkomunikasi serta berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan Masyarakat sekitar.

Dari keempat kompetensi yang telah disebutkan diatas, Kompetensi yang paling mendasar untuk mengukur dan menilai seorang guru agar yang layak di teladani adalah dengan dimilikinya kompetensi kepribadian oleh setiap guru karena kompetensi tersebut adalah ukuran utama (the main measure) untuk melihat dan menilai sejauh mana guru disebut sebagai teladan bagi siswa/i, karena belakangan ini kompetensi tersebut terkesan hanya sebagai pelengkap dari kompetensi-kompetensi lain, tetapi belum dijalankan secara baik oleh semua guru yang ada di seantero Indonesia pada umumnya maupun guru yang berada di propinsi NTT khususnya,
Lantas, bagaimana para guru harus memainkan kompetensi tersebut untuk membuktikan bahwa Guru sebagai teladan yang sesungguhnya bagi siswa/i?

Alasan mendasar daripertanyaan ini adalah bahwa guru harus memiiliki karakter, sikap dan tindakan yang baik dihadapan siswa/siswinya maupun bagi orang lain. sebagai sebuah contoh: ketika seorang guru melihat dan menemui siswa/i nya sedang merokok dan guru tersebut ingin mencegahnya maka secara otomatis guru tersebut harus berada pada kondisi yang sebaliknya (Ia tidak sedang merokok), sehingga siswa/siswinya dapat melihat dan mengikuti singkatnya siswa/i dapat meneladani apa yang di sarankan oleh guru terebut, selain itu si guru akan dengan mudah menyarankan, menasehati dan menjelaskan akibat atau dampak buruk dari merokok tersebut sehingga alhasil siswa/i-nya dapat mengurangi atau bahkan tidak akan melakukannya (merokok) lagi dikemudian hari sebagaimana apa yang dikatakan dan ditunjukan guru tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline