Lihat ke Halaman Asli

Wisata Kuliner di Perbatasan Kota Pontianak - Kubu Raya

Diperbarui: 1 Januari 2016   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Gambar 1: kondisi sampah dalam parit, di depan usaha kuliner perbatasan kota Pontianak – Kubu Raya

 

WISATA  KULINER DI PERBATASAN KOTA PONTIANAK –  KUBU RAYA

Kabupaten Kubu Raya dan Kota Pontianak memiliki salah satu daerah  perbatasan  yaitu  Jalan Sungai Raya Dalam atau masyarakat setempat mengenalnya dengan sebutan Serdam. Perbatasan Kubu Raya dan Kota Pontianak dibatasi oleh parit. Perbatasan ini cukup ramai penduduknya baik itu dari Kota Pontianak maupun dari Kabupaten Kubu Raya. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi yang telah dilakukan dimana  Bagian Kabupaten Kubu Raya  terdapat 28 Komplek perumahan dan 14 gang, sedangkan di bagian  kota Pontianak terdapat 44 Komplek perumahan dan 11 gang, dimana di dalam komplek-komplek tersebut masih terdapat komplek lagi dalamnya.  

Namun ada beberapa lokasi yang kebersiahannya masih kurang terjaga di beberapa tempat yang bertepatan langsung dengan toko kuliner, sehingga dapat mengurangi kenikmatan pemandangan para pengunjung wisata kuliner ini. Namun dengan kondisi yang demikian masih saja banyak pengunjung yang tidak berhenti – henti untuk mengunjungi tempat tempat di daerah ini.

 

 Gambar 2: Salah satu komplek perumahan di perbatasan Kota Pontianak dan Kubu Raya

Dan ada hal menarik lainnya yang ditemukan  dari perbatasan  ini  adalah  menjamurnya bisnis-bisnis kuliner baik itu dalam skala besar maupun skala kecil. Tumbuhnya bisnis kuliner  ini disinyalir  karena  ramainya penduduk di daerah Sungai raya dalam. Adapun bisnis kuliner yang terdapat di perbatasan ini mulai dari pedagang kaki lima seperti penjual gorengan, martabak mini, martabak biasa, penjual jagung manis, burger, lamongan, bakso arema, bakso PSP, sate, rumah makan padang, penjual buah, penjual es shangai, tahu sumedang, ayam Jogja, es pisang Ijo, Soerabi Bandung, Bakery, Chaikue (merupakan makanan khas pontianak) dan masih banyak lagi yang lain.

Setelah mewawancarai salah satu pedagang kaki lima yaitu  penjual martabak yang berasal dari Jawa Tengah. Dimana menurut keterangan penjual tersebut omset per hari berkisar Rp.600.000-1.000.000,  yang membedakan  martabak tersebut dengan martabak di daerah lainnya, selain harga yang bisa dikatakan murah, ukuran martabak juga lebih besar dan tebal, topingnya banyak, ia baru  memulai usahanya sejak tahun 2012. Selain pedagang martabak kami juga melakukan wawancara dengan pedagang bakso “PSP” penjual berasal dari daerah Pontianak, dimana menurut keterangan penjual keuntungan perhari yang  ia peroleh  sekitar Rp.2.000.000  bakso ini sebenarnya  sama dengan bakso-bakso lain  namun ada tambahan lain yang bisa di pesan langsung oleh konsumen, seperti bakso jamur dan lain sebagainya.

Selain pedagang skala kecil, terdapat usaha kuliner dalam skala besar seperti Kentucky Fried Chicken (KFC), Sedney Fried Chicken, Tofu, Raja Uduk, Mr Uduk, Mimi-Momo. Banyak terdapat cafe-cafe tempat bersantai dan kedai kopi. Selain itu juga terdapat pasar tradisional dan pasar kaget yang memiliki banyak pengunjung. Daerah perbatasan sungai raya dalam  ini juga memiliki  pasar  modern seperti Dapur kita, Xingmart, Citra Mart, Alfamart, Indomaret. Namun, ada yang menganggu kenyamanan konsumen untuk menikmati kuliner di daerah  perbatasan ini,adanya sampah yang berada di depan usaha kuliner.

 

 Gambar 3 : Sebelah kiri merupakan usaha kuliner dalam skala besar
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline