Lihat ke Halaman Asli

Mengubah Tantangan Menjadi Peluang, Begini Kisah Sukses Newtronic Solution di Industri Elektronik

Diperbarui: 29 Oktober 2024   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kantor Newtronic Solution (Dok. Pribadi)

Bandung -  Newtronic Solution, perusahaan yang berfokus pada solusi sistem elektronik dan transformasi digital, telah beroperasi sejak tahun 2008. Didirikan oleh Surya Adhitama dan Stephanus Aditamaputra, perusahaan ini terus berkomitmen untuk menghadirkan inovasi yang signifikan dalam bidang teknologi.
Sebagai salah satu pemimpin di sektor elektronik, Newtronic Solution memiliki berbagai produk, termasuk mesin antrian, digital signage, ITRF, videotron, dan videowall. Ragam produk ini dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan di sektor perbankan, pendidikan, dan instansi pemerintah.

Pada tahun 2010, Newtronic Solution mendapatkan penghargaan dalam program Wirausaha Mandiri, yang mencerminkan pengakuan terhadap kontribusinya dalam pengembangan industri. Penghargaan ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak hanya berfokus pada pertumbuhan, tetapi juga pada peningkatan kualitas layanan yang diberikan.

"Komitmen kami adalah untuk terus berinovasi dan menyediakan solusi yang relevan bagi pelanggan kami. Kami percaya bahwa teknologi dapat menjadi kekuatan pendorong dalam transformasi digital di berbagai sektor," ungkap Theo, CEO Newtronic Solution.

Theo, salah satu pendiri, mengungkapkan, "Bermula dari kegemaran pada bidang elektronik, dua sekawan lulusan Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung ini sepakat mengembangkan usaha pembuatan mesin antrean. Ternyata bisnis mesin antrean ini cukup prospektif. Pada 2012, omset Newtronic mencapai Rp 7 miliar. Peluang usaha di bidang itu cukup menjanjikan."

Theo menceritakan, bisnis ini bermula pada 2008 ketika ada temannya, seorang broker barang elektronik, menanyakan kepada mereka apakah bisa membuat mesin antrean. Broker tersebut mendapatkan pesanan dari kantor ticketing Garuda Indonesia di Bandung. "Tanpa berpikir panjang, kami menyanggupi mengerjakan proyek tersebut, meskipun saat itu kami belum pernah mengerjakan produk semacam itu. Saat itu, kami hanya berpikir: terima saja dulu," ucap Theo, sambil tersenyum.

Editor: Aliya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline