Lihat ke Halaman Asli

REDZA AKNANDA

Universitas lambung Mangkurat

Kimia Pertanian: Ilmu di Balik Produktivitas Lahan dan Ketahanan Pangan

Diperbarui: 16 Desember 2024   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pertanian telah menjadi salah satu sektor terpenting dalam peradaban manusia, menyediakan sumber pangan, bahan baku, dan penghidupan bagi miliaran orang di seluruh dunia. Di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, peningkatan jumlah penduduk, dan keterbatasan lahan subur, ilmu kimia pertanian hadir sebagai solusi untuk menjaga produktivitas dan keberlanjutan sistem pertanian. Melalui pendekatan ilmiah, kimia pertanian mengembangkan berbagai teknologi dan bahan untuk meningkatkan efisiensi produksi, melindungi tanaman dari ancaman hama dan penyakit, serta menjaga kesuburan tanah.

Definisi dan Ruang Lingkup Kimia Pertanian

Kimia pertanian adalah cabang ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip kimia untuk memahami, mengelola, dan meningkatkan proses-proses di sektor pertanian. Ruang lingkupnya mencakup pengembangan pupuk, pestisida, herbisida, regulator pertumbuhan, hingga penelitian tentang dampak residu bahan kimia terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan memanfaatkan ilmu kimia, sektor pertanian dapat bertransformasi dari metode tradisional menjadi sistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Peran Kimia Pertanian dalam Peningkatan Hasil Produksi
1.Pupuk Kimia: Penunjang Nutrisi Tanaman
Tanaman membutuhkan nutrisi utama seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) untuk tumbuh dengan optimal. Unsur-unsur ini, yang sering disebut sebagai NPK, biasanya terdapat dalam pupuk kimia. Sebagai contoh, pupuk urea memberikan nitrogen, pupuk superfosfat memberikan fosfor, dan pupuk kalium klorida memberikan kalium.
Penggunaan pupuk kimia membantu meningkatkan hasil panen secara signifikan, terutama di lahan yang kurang subur. Namun, jika digunakan secara berlebihan, pupuk kimia dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, seperti eutrofikasi pada perairan. Oleh karena itu, ilmu kimia pertanian juga mengembangkan pupuk yang lebih ramah lingkungan, seperti pupuk pelepasan lambat (slow-release fertilizers) dan pupuk organik berbasis biokimia.
2.Pestisida dan Herbisida: Melindungi Tanaman
Tanaman sering menghadapi ancaman dari hama, penyakit, dan gulma yang dapat mengurangi hasil panen secara drastis. Pestisida adalah bahan kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama, sedangkan herbisida digunakan untuk mengendalikan gulma. Contoh pestisida yang umum adalah insektisida berbasis organofosfat, sementara herbisida seperti glifosat digunakan untuk membasmi gulma tanpa merusak tanaman utama.
Meski efektif, penggunaan pestisida secara sembarangan dapat menyebabkan resistensi pada hama serta berdampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, kimia pertanian berperan dalam mengembangkan pestisida yang lebih spesifik dan ramah lingkungan, termasuk biopestisida yang berasal dari bahan alami.
3.Regulator Pertumbuhan Tanaman
Regulator pertumbuhan tanaman, seperti asam giberelat dan sitokinin, digunakan untuk mengatur proses fisiologis pada tanaman, seperti percepatan pertumbuhan, pembungaan, dan pematangan buah. Kimia pertanian memungkinkan pembuatan hormon tanaman sintetis yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.

Kimia Pertanian dan Keberlanjutan Lingkungan

Salah satu tantangan utama dalam penerapan kimia pertanian adalah memastikan bahwa penggunaannya tidak merusak lingkungan. Pupuk, pestisida, dan herbisida yang digunakan secara berlebihan dapat mencemari air tanah, mengganggu ekosistem, dan merusak kesuburan tanah. Oleh karena itu, pendekatan pertanian berkelanjutan menjadi fokus utama dalam penelitian kimia pertanian.

Pendekatan ini mencakup:
*Pengembangan Pupuk Organik: Pupuk organik berbasis mikroba dan kompos telah dikembangkan untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
*Penggunaan Biopestisida: Biopestisida berbasis mikroorganisme atau ekstrak tumbuhan lebih aman bagi lingkungan dibandingkan pestisida sintetis.
*Teknologi Precision Agriculture: Dengan bantuan teknologi seperti sensor tanah, aplikasi pupuk dan pestisida dapat dilakukan secara lebih efisien, mengurangi risiko pencemaran.

Kontribusi Kimia Pertanian terhadap Ketahanan Pangan

Ketahanan pangan adalah kemampuan suatu negara atau masyarakat untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduknya. Dalam konteks ini, kimia pertanian memainkan peran strategis dengan meningkatkan hasil panen dan mengurangi kehilangan produksi akibat hama, penyakit, atau perubahan iklim.

Misalnya, pengembangan benih yang diperkaya dengan lapisan nutrisi atau perlindungan kimia dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman. Selain itu, teknologi kimia juga memungkinkan penyimpanan hasil panen yang lebih baik dengan menggunakan bahan pengawet yang aman.

Tantangan dan Prospek Kimia Pertanian di Masa Depan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline