Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga dikenal sebagai Propinsi Jagung karena NTT termasuk salah satu provinsi penghasil jagung di Indonesia. Dalam jajaran propinsi penghasil jagung tertinggi, propinsi NTT menempati urutan kesebelas pada tahun 2019.
Selain itu berdasarkan road map pengembangan jagung NTT, Kabupaten Belu termasuk dalam sembilan kabupaten prioritas pengembangan jagung. Komoditi jagung ini selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, juga untuk kegiatan bisnis yang disebut sebagai agribisnis jagung.
Sejak jaman dahulu nenek moyang orang NTT telah mengkonsumsi jagung sebagai makanan pokok. Untuk mengkonsumsinya, jagung diolah dalam banyak jenis makanan antara lain, Jagung Titi, Jagung Katemak, Jagung Goreng dan Jagung Bose.
Di antara semua makanan olahan jagung, Jagung Bose merupakan salah satu cara mengkonsumsi jagung yang unik dan khas. Cara membuatnya juga mudah dan tidak butuh keterampilan khusus. Namun cukup menguras tenaga karena jagung harus dikupas kulit arinya terlebih dahulu sebelum dimasak.
Di Kabupaten Belu, Jagung Bose biasa disebut etu fai solur atau nasi yang ditumbuk. Nama ini sama dengan cara membuatnya yakni jagung ditumbuk menggunakan antan (alu) dan lesung untuk mengeluarkan kulit arinya. Selain jagung, bahan lain yang disiapkan antara lain: santan, kacang hijau, kacang tanah, garam, dan air secukupnya.
Setelah semua bahan tersedia, pertama -- tama jagung dan kacang hijau direbus sampai matang, kemudian masukan kacang tanah, santan dan garam secukupnya. Biarkan kuah dan bahan menyatu. Lalu saat nampak menyusut dan empuk, jagung bose sudah bisa disantap.
Jagung bose biasa disajikan dengan sambal ikan teri, sayur buah pepaya atau bunga pepaya ditambah sedikit daun ubi dan kadang disajikan dengan daging se'i. Jagung bose termasuk makanan lokal yang bergizi tinggi karena kaya akan nutrisi.
Selain karbohidrat, jagung bose memiliki kandungan protein dari kacang -- kacangan dan ikan teri, vitamin dari sayuran dan tentu memiliki kadar gula yang rendah. Jagung bose boleh dikonsumsi oleh semua orang dari semua golongan usia dan baik untuk mereka yang memiliki riwayat penyakit gula.
Makanan ini pada jaman dahulu termasuk makanan yang disuguhkan hanya pada hari -- hari besar saja karena untuk bisa memasak jagung bose biasanya memakan waktu cukup lama dan menguras energi. Tapi saat ini untuk memasak jagung bose tidak sesusah dahulu karena ada jagung yang sudah dikupas kulit arinya banyak dijual bebas di pasar plus kacang.
Walaupun begitu, dewasa ini anak -- anak muda jaman now cenderung melihat jagung bose sebagai makanan orang kampung. Bahkan orang -- orang tua serta para elit di kabupaten Belu pun mulai meninggalkan kebiasaan makan Jagung Bose.
Tidak hanya itu, di kabupaten ini pun hampir tidak ada rumah makan yang menjual Jagung Bose sebagai salah satu menu makanannya. Padahal Jagung Bose bila diolah secara baik dan disajikan secara unik tentu akan memiliki nilai jual yang tinggi.