Lihat ke Halaman Asli

REDEMPTUS UKAT

Relawan Literasi

Joko Widodo dan Tujuh Bendungan Raksasa

Diperbarui: 26 Februari 2021   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun waduk dan bendungan untuk mendukung food estate di Kabupaten Sumba Tengah. (Foto: Kementerian PUPR via kompas.com)

Ketika masih kecil saya sangat suka membaca buku-buku cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang saya sukai adalah kisah Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari yang berasal dari Jawa Tengah. 

Cerita itu sangat mengesankan saya, bagaimana Jaka Tarub seorang pemuda desa berhasil mempersunting seorang bidadari dari kayangan. 

Sebagai seorang anak kecil waktu itu saya sempat berandai-andai suatu saat saya bisa menikah dengan seorang bidadari seperti dalam cerita itu. Namun tentunya dengan cara yang benar tidak seperti cara yang dilakukan oleh Jaka Tarub terhadap Nawangwulan, Sang Bidadari.

Hari ini saya disuguhkan dengan kisah yang berbeda masih dari Jawa tengah yakni Joko Widodo dan Tujuh Bendungan Raksasa. Lagi-lagi sangat mengesankan saya, bagaimana seorang pemuda desa yang berasal dari Solo berupaya membangun tujuh bendungan raksasa di Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Kali ini bukan legenda. Tapi sebuah kisah nyata. Dengan kesaktian yang dimilikinya ia membangun bendungan-bendungan itu di daerah yang dulu dianggap sebagai daerah yang tandus dan gersang.

Saat ini ia telah berhasil membangun tiga bendungan raksasa yakni Bendungan Raknamo di Kupang, Bendungan Rotiklot di Belu dan yang teranyar Bendungan Napun Gete di Sikka. 

Empat bendungan lainnya masih dalam proses pengerjaan. Tujuan pembangunannya sederhana yakni supaya rakyat NTT bisa bergerak maju dan tidak terkungkung dalam persoalan yang sama dari tahun ke tahun berkaitan dengan ketersediaan sumber air. Dengan adanya bendungan-bendungan itu ia yakin produktivitas masyarakat akan bertambah. 

Panen yang biasanya hanya sekali setahun bisa bertambah dua kali setahun dan bahkan tiga kali dalam setahun. Ia juga berharap bendungan-bendungan itu dapat memacu produktivitas dalam sektor pertanian dan peternakan, sekaligus mengangkat NTT dari ketertinggalan.

Saya sempat bertanya-tanya sendiri apa sih kesaktiannya? Lalu setelah membaca banyak sumber saya menemukan bahwa kesaktian yang dimiliki oleh Joko Widodo adalah rasa cinta kepada masyarakat NTT. 

Dalam suatu kesempatan Joko Widodo berkata: "Saya sangat mencintai rakyat NTT. Itulah sebabnya saya datang berkali-kali. Saya tidak tahu kenapa saya bisa mencintai rakyat NTT".

Atas dasar cintanya itu ia rela bolak-balik Jakarta-NTT entah sudah berapa kali hanya untuk menjawab kebutuhan masyarakat NTT dan memastikan semua program yang ia berikan berjalan sesuai harapannya. Kemarin dalam instagramnya beliau menulis:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline