Mesias
Kata mesias berasal dari bahasa Ibrani mashiah berarti yang di urapi. Sebutan mesias merupakan akar dari pengertian Yahudi tentang seseorang yang datang sebagai wakil tuhan dengan tujuan menyelamatkan bangsa Yahudi dari penjajah Romawi. Bangsa Yahudi percaya bahwa akan datang seorang yang akan membawakan pembebasan yang membawa mereka pada kejayaan seperti yang di lakukan Raja Daud pada masa lalu. Dengan kata lain mesias mereupakan seorang juru selamat bagi bangsa Yahudi. Konsep mesianik ini dikenal juga dalam agama-agama yang berakar dari Abraham yakni Kristen dan Islam. Pengertian mesias dalam kekristenan ialah Yesus Kristus sedangkan dalam kepercayaan Islam yang di anggap sebagai mesias ialah Isa.
Konsep Mesias dalam Yudaisme
Menurut orang Yahudi, mesias diartikan sebagai orang yang terurapi dan merupakan sosok raja di masa depan dari garis Daud yang kelak akan memimpin dan membebaskan bangsa Yahudi dari perbudakan bangsa Romawi. Mesias Yahudi memiliki sejumlah interpretasi dan eskatologi termasuk beberapa raja yang dianggap dipilih oleh Allah; seorang raja yang kudus yang akan memimpin bangsa Israel dan seseorang yang di anggap akan membawa zaman perdamaian dan keadilan. Seeorang raja yang di urapi di anggap memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan, memiliki aura ilahi dan kekuatan ilahi. Seorang pemimpin berarti memiliki fungsi sosial dan dalam menjalankan fungsi sosial ini tidak akan terlepas dari kultus, politik bahkan militer. Tiga zona ini yang identik dengan seorang pemimpin dalam hal ini seorang Mesias. Pada akhirna pemahaman ini dikenakan kepada seorang raja. Seorang raja mesti piawai dalam tiga hal ini sehingga kerajaannya tidak mudah runtuh dan tercerai berai.
Mesias dalam Kekristenan
Mesias dalam kekristenan merupakan salah satu gelar yang di berikan kepada Yesus Kristus sebagai penyelamat. Pemberian gelar ini karena Yesus di anggap sebagai penyelamat bagi umat manusia dari pelanggaran-pelanggaran dan perbudakan dosa. Ini bukan gelar mesias yang hanya sebatas pada pembebasan orang Yahudi dari penjajahan bangsa Romawi tetapi makna mesias yang di berikan kepada Yesus bersifat lebih universal karena pembebasan yang di lakukanNya merupakan pembebasan bagi semua manusia. Bukti utama bahwa Yesus adalah mesias yang di janjikan dalam Perjanjian Lama adalah kebangkitanNya dari antara orang mati.
Mesias dalam Perjanjian Baru merujuk pada gelar Kristus yang di sematkan kepada Yesus. Yesus di identifikasi sebagai mesias karena pewartaanNya tentang Kerajaan Allah. Akan tetapi dalam benak orang Yahudi, Yesus di anggap yang akan membawa zaman perdamaian dimana pemahaman orang Yahudi pada saat itu masih beranggapan bahwa Mesias ialah seorang raja yang di urapi. Namun setelah peristiwa wafat dan kebangkitanNya barulah orang orang menyadari bahwa Yesus bukan sekedar Mesias yang akan menajdi seorang raja Bangsa Israel melainkan lebih dari itu, mesias yang di maksudkan oleh Yesus Kristus ialah Dia yang mambawakan pembebasan kepada seluruh umat manusia dari perbudakan dosa.
Yesus Kristus sebagai Pemimpin
Konsep mesias terlepas dari pengertian meisas didalam agama, maka sesungguhnya masyarakat tentu sangat merindukan sosok seorang pemimpin yang mampu memimpin secara bijak sana dan adil. Khusunya yang ada di Indonesia masyarakat pasti sangat merindukan hadirnya seorang mesias yang juga mampu menciptakan keadilan dan kesejahteraan kepada masyarakat. Rakyat Indonesia dari masa ke masa mulai dari era kepemimpinan Soekarno hingga sekarang di Era Presiden Jokowi akan terus merasa haus dan lapar akan keadilan. Disini dapat dilihat bahwa konsep mesias sebagaiman yang di mengerti oleh agama Kristen yaitu Yesus Kristus perlu hadir di dalam kepribadian seorang pemimpin yaitu pemimpin yang mampu bertindak secara bijaksana, pemimpin yang memperhatikan rakyat kecil, orang yang di kucilkan serta janda dan yatim piatu, pemimpin yang mampu mendengar jeritan masyarakat yang teraniaya dan tertindas. Disini Yesus Kristus di ambil sebagai model dari mesias yang di rindukan sebab Ia di dalam kuasa dan berkat dari Allah mampu dengan rendah hati menjadi sosok yang suka untuk menolong sesama yang menderita. Ciri seorang pemimpin yang tampak dalam diri Yesus sebagai mesias adalah sebagai seorang pelayan dan bukan sebagai penguasa. Bukan pemimpin yang menuntut untuk dilayani tetapi pemimpin yang bersedia untuk melayani sebab nilai dari sebuah pelayanan lebih tinggi dari dilayani.
Penegertian pemimpin yang tampak dalam diri Yesus Kristus ini tentu berbanding terbalik dengan pengertian pemimpin dalam masyarakat pada umumnya. Seperti dalam perumpamaan tentang para pekerja di kebun anggur (Mat.20:1-16). Dalam perumpamaan ini menunjukan bagaimana sikap seorang pemilik kebun anggur yang memberikan upah satu dinar kepada setiap pekerjanya secara merata tanpa terkecuali. Nah, dari perumpamaan ini dapat dilihat salah satu ciri yang di tonjolkan oleh Yesus sebagai seorang pemimpin yaitu ia harus melihat semua secara merata. Yang saya maksudkan dengan kata semua yaitu semua masyarakat. Pemilik kebun anggur ialah Allah yang menjadi pemilik atas segala yang ada. Manusia hadir sebagai pekerja. Perumpamaan ini mengajarkan agar tidak ada yang merasa superior (lebih tinggi) di banding orang lain. Maka seorang pemimpin yang mendapat kesempatan secara istimewa haris mampu melihat masyarakat yang di pimpinnya sebagai sesama. Melihat sesama berarti tanpa pandang bulu dalam memimpin. Ia harus mampu memberikan pelayanan secaraa merata kepada semua masyarakatnya tanpa ada yang di abaikan walaupun itu adalah seorang gelandangan sekalipin.
Demikianlah makana dari seorang pemimpin yang di cerminkan oleh Yesus Kristus sebagai mesias yaitu dalam kehidupan setiap manusia terutama seorang pemimpin, ia harus mengusahakan kebijaksanaan, pelayanan dan kesetaraan. Pada akhir tulisan ini saya coba mengutip ayat di dalam Kitab Suci Katolik terkait seorang pemimpin.