Apa itu filsafat? Itulah filsafat, karena filsafat mencari hakekat segala realitas dan pertanyaan "apa itu" itulah pertanyaan tentang hakekat sesuatu. Filsafat mencari hakekat=whatness=quiditas (esensi sesuatu).
Dahulu sebelum agama-agama wahyu muncul, filsafat adalah cinta akan kebijaksanaan. Karena secara etimologis kata filsafat dari kata Yunani "philo" dan "sophia" yang berarti: cinta/sahabat dan kebijaksanaan.
Jadi, filsafat berurusan dengan ajaran-ajaran tentang kebijaksanaan hidup: apa arti hidup, dari mana asal hidup, apa tujuan hidup, semua itu dijawab oleh filsafat.
Namun setelah agama-agama wahyu muncul, pertanyaan tentang asal dan tujuan hidup manusia itu dijawab oleh agama-agama wahyu itu. Maka sejak itu filsafat tidak lagi diartikan menurut etimologinya, yakni cinta akan kebijaksanaan.
Filsafat sejak itu beralih menjadi ilmu kritik. Filsafat sebagai ilmu kritik. Dan sifat kritis inilah yang dipakai dalam bidang Filsafat Sosial Politik ini.
Jadi, Filsafat Sosial Politik ini bukan lagi sebuah ajaran-ajaran kebijaksanaan hidup bernegara melainkan ilmu yang memberikan pertimbangan kritis atas hidup bersama dalam negara.
Dahulu filsafat diakui sebagai scientia universalis (ilmu universal), ia menjadi induk dari segala imu (mater scientiarum). Akan tetapi, sekarang filsafat tidak lagi menjadi mater scientiarum; ia hanyalah salah satu disiplin dari sekian disiplin ilmu pengetahuan.
Tugasnya, sesuai dengan peran kritisnya, adalah mengajukan pertanyaan -- dijawab -- lalu jawaban itu dipertanyakan lagi -- dan jawaban baru dipertanyakan lagi -- dan seterusnya tanpa akhir (ad infinitum). Jawaban filsafat tidak pernah bersifat definitif/final; jawaban itu selalu terbuka untuk dipersoalkan lagi. Itulah hakekat dari sifat kritis filsafat.
Berdasarkan hakekat filsafat seperti itu, maka Filsafat Sosial Politik adalah sebuah refleksi kritis atas realitas sosial dan politik dalam wujud institusinya yakni negara.
Sejauh sebagai refleksi kritis maka Filsafat Sosial Politik tidak menawarkan pemecahan konkrit tetapi membantu memberikan orientasi kepada manusia tentang hidup bersama di dalam sebuah institusi yang namanya negara.
Filsafat mempunyai dua bidang: Filsafat teoretis dan filsafat praktis. Filsafat teoretis tugasnya: mempertanyakan apa yang ada: apa itu manusia, apa itu alam, apa hakekat realitas, apa itu pengetahuan (epistemologi), apa yang kita tahu tentang yang transenden (theodicea).