Sebagai respon dari Krisis Keuangan 1998, pada konferensi G7 Cologne tahun 1999 silam, para menteri keuangan yang hadir merencanakan pendirian dari Group of Twenty (G20) atau Kelompok Dua Puluh, sebagai forum antar pemerintah dari 19 negara, Spanyol (sebagai tamu tetap), dan Uni Eropa dengan tujuan pengamanatan isu-isu yang meliput ekonomi global. Organisasi ini, mengumpulkan kepala negara dari berbagai ekonomi, maju maupun berkembang demi mengadakan konsultasi, diskusi serta kerja sama internasional untuk kepentingan moneter dunia.
Diiringi dengan pembahasan dan projek-projek kerjasama multilateral, setiap tahunnya sejak 2008, G20 mengadakan konferensi dalam upaya untuk mengumpulkan para kepala pemerintahan anggota G20 dan melakukan pertemuan secara langsung. Pada tahun 2022, Indonesia yang sedang pada masa presidensinya mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Bali, utamanya pada tanggal 15 sampai 16 November 2022. Bersamaan dengan acara utama, juga dilaksanakan deretan aktivitas pendukung menuju konferensi.
KTT G20 2022 Diadakan di Bali
Mulanya Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah presidensi pada tahun 2023, namun ditukar dengan India (sebelumnya direncanakan mendapatkan presidensi 2022) karena tanggung jawab Indonesia sebagai pimpinan dari ASEAN pada tahun tersebut. Kemudian, masa presidensial India diserahkan oleh Presiden Joko Widodo pada penghujung acara.
KTT G20 Bali 2022 dengan motto "Pulih Bersama, Bangkit Perkasa" diadakan di The Apurva Kempinski Bali serta beberapa lokasi lain di Nusa Dua, Bali. Rangkaian kegiatan yang dihadiri 17 kepala negara ini memiliki fokus untuk menangani tantangan-tantangan perekonomian global yang sedang berlangsung, termasuk efek dari perubahan iklim, krisis pangan, masalah kesehatan, geopolitik, dan transformasi digital.
Penyelenggaraan konferensi ini adalah dengan maksud menghimbau pihak yang terkait untuk turut berkontribusi pemulihan ekonomi yang stabil dan aman, tanpa menggunakan kekerasan. Oleh karena itu menghasilkan diskusi-diskusi penting mengenai perang Rusia-Ukraina, hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok, dan juga usaha dekarbonisasi di Indonesia.
Pertama-tama, mengenai ketegangan antara Rusia dan Ukraina yang sedang berlangsung, kebanyakan peserta setuju untuk menyikapi masalah ini dengan keengganan atas invasi Rusia, namun tetap ada perspektif lain yang melihat situasi tersebut berbeda. Hasil diskusi juga menyatakan pertentangan akan penggunaan senjata nuklir dalam menghadapi konflik antarnegara. Dinyatakan bahwa konflik sewajarnya diselesaikan dengan damai melalui diplomasi dan dialog yang produktif.
Lalu, relasi antara AS dan Tiongkok dibahas dengan komunikasi antara Presiden AS Joe Biden dan pemimpin Tiongkok Xi Jinping yang akhirnya dilakukan diantara kepadatan KTT G20.
Selain itu, sebuah kesepakatan akan upaya dekarbonisasi ekonomi di Indonesia telah dibuat, dimana investasi sebesar 130 miliar dolar AS diinvestasikan untuk energi bersih di Indonesia. Hal ini berarti Indonesia berkomitmen berpindah dari tenaga listrik yang bersumber batu bara menuju menjadi lebih bersih. Salah satunya, Indonesia berencana akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTA) di kawasan Kalimantan Utara.
Faktanya, forum B20 Net Zero Summit pun diadakan dalam rantaian acara menjelang KTT G20 2022 sebagai call for action untuk mengurangi emisi karbon. Konferensi ini membicarakan permasalahan dari perubahan iklim yang juga merupakan hasil peranan dari pelaku usaha atau bisnis. Maka dari itu, menerapkan dekarbonisasi, agar dapat menghasilkan ekonomi yang zero karbon, menjadi prioritas.
Deklarasi pemimpin Bali 2022 turut membahas keuangan internasional dengan siasat antara lain menangani dampak jangka panjang krisis ekonomi, menggunakan teknologi terkini untuk menstandarisasi sistem pembayaran digital, mengangkat pentingnya keuangan yang berkelanjutan, menggunakan open banking untuk menyokong peluang ekonomi yang sama bagi seluruh masyarakat, termasuk wanita, pemuda, dan UMKM. Dan yang terakhir, dalam kesempatan yang sama pembahasan mengenai kerangka pajak internasional juga dilakukan.
Apa Manfaatnya untuk Indonesia?
Melalui kegiatan ini, Indonesia merepresentasikan ekonominya yang berdampak besar untuk global meskipun merupakan negara berkembang, juga sebagai satu-satunya negara ASEAN dalam G20, dan menunjukkan perannya dalam pemulihan ekonomi untuk masyarakat secara domestik maupun global. Perhatian internasional terhadap Indonesia pun meningkat sebagai efek dari peristiwa ini. Harapannya, perhatian ini dapat meninggalkan kesan yang baik serta meyakinkan soal peranan Indonesia pada ekonomi dunia.
KTT G20 ketujuhbelas ini juga dilihat sebagai alat untuk mempromosikan Indonesia, salah satunya mengenai bidang pariwisata sehingga dapat memperingan perekonomian dan pariwisata Bali dalam rangka pemulihan pasca pandemik COVID-19. Dibantu dengan dana yang disediakan pemerintah sebesar kurang lebih Rp 674 miliar untuk konferensi tersebut, Nusa Dua mendapat kesempatan untuk meningkatkan infrastruktur demi kemajuan pariwisata. Dikutip dari CNBC, angka hunian hotel pada area acara meningkat 45,96% sebelum konferensi, dan tempat wisata diperkirakan untuk mengalami peningkatan pengunjung dan aktivitas seusainya.