Lihat ke Halaman Asli

Tradisi Pedang Pora Persembahan Untuk Alumni Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda

Diperbarui: 9 Januari 2022   09:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi Jurusan 

Taruna Kampus Pelayaran di Kalimantan yaitu Jurusan Kemaritiman Politeknik Negeri Samarinda menampilkan Tradisi Pedang Pora disalah satu acara pernikahan Anom Fathurroji A.Md ANT III dan Riri Nurjannah A.Md ANT III, yang merupakan Alumni Jurusan Kemaritiman Polnes pada hari Sabtu, 8 Januari 2022 di Giri Agung Sebulu, Kab. Kutai Kartanegara.

Tradisi Pedang Pora merupakan tradisi pernikahan untuk seorang perwira. Pedang Pora berasal dari kata Pedang Pura atau Gapura Pedang. Makna Pedang Pora yang dimaksudkan adalah iringan rangkaian pedang yang berbentuk gapura yang menandakan sebuah penghormatan bagi perwira yang akan memulai kehidupan baru dalam bahtera rumah tangga. Tradisi Pedang Pora dalam upacara pernikahan untuk perwira juga bertujuan menunjukkan dimasukinya kehidupan yang baru dalam berumah tangga yang sekaligus meninggalkan kehidupan yang lama sebagai perwira bujangan.

Sumber : Dokumentasi Kemaritiman Polnes

Ada beberapa tahap dalam pelaksanaan upacara tradisi pedang pora, salah satunya adalah Formasi Bersaf. Formasi Bersaf memiliki makna melukiskan kedua mempelai membuka suatu pintu gerbang kehidupan yang baru dengan berbagai rintangan yang siap menghadang, dengan kebersamaan, dan bermodalkan kesetiaan, kejujuran, dan saling menghargai sebagai suami istri semua akan dapat dilalui dengan mudah.

Selanjutnya ada Penjemputan pengantin dengan iringan musik dan puisi. Lalu dilanjutkan dengan tahap Hunus Pedang. Pedang terhunus melambangkan bahwa dengan tekad yang kuat dan disertai kasih sayang kedua mempelai, sudah sepakat untuk membuat suatu ikatan suci dan akan selalu siap mengatasi segala rintangan dan cobaan, baik suka maupun duka yang akan menghalangi dalam menempuh kehidupan secara bersama-sama.

Formasi selanjutnya yaitu Formasi Melingkar. Formasi ini melambangkan bahwa kedua mempelai telah sepakat untuk menjalin hubungan ikatan batin yang kuat sebagai suami istri hingga ajal yang akan memisahkan. Lalu ada Payung Pora, yang disebut Pedang terhunus ke atas membentuk payung. Formasi ini melambangkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa akan selalu melindungi kedua mempelai dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline