Lihat ke Halaman Asli

Kurangnya Penggunaan Bahasa Melayu di Kalangan Warga Riau

Diperbarui: 5 Mei 2017   20:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bahasa adalah bagaimana kita berbicara atau mengatakan sesuatu yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan yang ada dalam pikiran sehingga kita dapat berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik. Bahasa memiliki keanekaragaman tersendiri sesuai dengan daerah dan adat istiadat wilayah tersebut sehingga menjadi suatu ciri khaswilayah tersebut sehingga menjadi suatu ciri khas pada wilayah tersebut. Begitu juga dengan Riau yang memiliki bahasa melayu yang merupakan asal dari bahasa Indonesia.

Semakin tahun semakin bertambahnya penduduk di wilayah Riau termasuk dengan datangnya para perantau dari berbagai daerah,pergaulan dan komunikasi rakyat Riau dengan penduduk asal perantauan merupakan salah satu penyebab berkurangnya katakteristik bahasa melayu pada warga Riau karena terbawa-bawa oleh bahasa lawan bicaranya. Dapat diambil contoh yaitu dengan penambahan kata diakhir kalimat seperti "nyo", "do" dan "dang". Kata tersebut tidaklah ada dalam kosa kata bahasa melayu,namun dengan berjalannya waktu kata tersebut semakin lama semakin mempengaruhi bahasa melayu Riau bahkan bahasa Indonesia pada warga Riau contohnya : "sepedanya tidak ada do" , "iya,aku tau nyo" , "cantiknya bukan main dang".

Hingga kini belum diketahui secara akurat dari mana asal penambahan kata tersebut,budaya mana yang membawanya ke Riau itu sendiri belumlah diketahui.

Sehinngga dengan adanya penambahan kata tersebut  berdampak buruk bagi generasi Riau dan juga Indonesia,kenapa? Karena memang sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia dan apabila mereka berada di luar daerah Riau,mereka menggunakan bahasa tersebut tentu orang lain tidak mengerti dengan tambahan kata pada kalimat yang mereka ucapkan.

Adapun sebagian warga Riau tidak mengerti dengan bahasa melayu,mereka menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya dan ada juga yang berbahasa Minang padahal mereka adalah murni masyarakat Riau,begitu besarnya dampak kedatangan  perantau kepada masyarakat Riau yang mampu merubah karakteristik atau cirikhas Riau itu sendiri hanya dalam bentuk bahasa.

Jadi kita sebagai masyarakat Riau haruslah menjunjung tinggi kebudayaan kita yang sudah ada sejak dahulu kala,dan diharapkan juga pada generasi muda untuk mengais kembali pengetahuan tentang budaya melayu Riau terutama bahasa melayu itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline