Lihat ke Halaman Asli

Kacau Balau di Pemerintahan Republik (Impian) Indonesia

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terbukanya informasi lewat tivi-tivi, internet, radio, koran dsb, menjadikan orang-orang pemerintah sebenarnya sudah tidak bisa lagi bermain api. Ujung gunung es yang diwakili oleh kasus Pak Gayus merupakan bukti bahwa di jaman sekarang ini orang cari uang dengan cara korupsi dan manipulasi sudah bukan jamannya lagi.

Tapi apakah semua ini sudah pada tanda baca titik? atau kah masih koma? sehingga pemerintahan yang sedang berjalan ini masih memiliki momentum dan budaya korupsi-friendly?

Waktu jaman SD aku pernah dijejali bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi ada di tangan RAKYAT. Nah, kalau ilmu ini masih berlaku dan masih bisa diterapkan, aku pikir rakyat sudah waktunya untuk menyetop momentum ini.

Caranya bagaimana?

Caranya begini saja. Rakyat harus berani bilang bahwa sekarang RAKYAT akan mengambil alih kekuasaan. Setelah itu rakyat menetapkan kriteria orang-orang atau karyawan yang boleh mengurusi pemerintahan.

Kriteria itu misalnya:


  1. Yang boleh menjadi karyawan pemerintahan (jadi presiden, menteri, tukang sampah di MPR, DPR, dsb) adalah mereka yang bersedia menjalani pembuktian terbalik.
  2. Yang boleh menjadi karyawan pemerintahan adalah mereka yang jujur dan berjanji di atas kertas kalau mereka ketahuan korupsi dan berbohong (termasuk membohongi publik) mereka harus bersedia untuk diasingkan ke kawasan koruptor. Dalam hal ini rakyat sudah membangun kawasan khusus untuk membuang para koruptor dan para penipu di sebuah pulau tertentu.
  3. Yang boleh menjadi karyawan pemerintahan adalah mereka yang tidak rakus akan dunia, yang suka bekerja untuk kepentingan orang banyak, yang lebih mementingkan kepentingan orang banyak dibanding kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompok
  4. dsb apa lagi ya?


Nah, mereka yang ingin jadi tukang di pemerintahan, diwajibkan membaca kesepakatan yang butirnya bisa diperpanjang lalu diwajibkan untuk menandatangani kesepakatan itu. Sementara itu karena pemerintahan sekarang sudah sangat kacau dan membingungkan, rakyat harus menyetop untuk jangka waktu yang tidak ditentukan. Semua harus disetop. Lalu dimulai dari nol. Karena melanjutkan dari yang sudah berjalan, sama saja dengan memberi kesempatan kepada orang-orang bohong dan orang-orang korupsi untuk melanjutkan tradisi mereka kembali.

Stop yang sudah ada, lalu buat yang baru dari nol.

[Maaf artikel di atas cuma mimpi di siang bolong, Jadi silakan terutama BApak/Ibu yagn sudah biasa untuk berbohong dan korupsi untuk melanjutkan aktivitasnya] Silakan .....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline