Lihat ke Halaman Asli

Fantasi Tak Selamanya Fiktif

Diperbarui: 18 November 2015   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jenis fiksi yang beragam menjadikan masing-masing genre memiliki kekuatan cerita tersendiri bagi para penikmatinya. Begitu pula dengan genre fantasi, meski peminatnya dirasa masih minim bagi penulis Indonesia, tetapi beberapa karya fantasi juga berhasil menembus meja editor dan menarik minat baca sebagian masyarakat. Seperti halnya karya Clara Ng yang berjudul Ramuan Drama Cinta, Jampi-Jampi Varaiya, dan beberapa karya penulis Indonesia lainnya.

Namun cerita lain datang dari seorang penulis asal Jakarta bernama Aya Lancaster, ia mengaku karyanya yang berjudul Chronicles of the Fallen: Rebillion, tidak mendapat sambutan dari penerbit dalam negeri. Meskipun begitu Aya tetap menulis karyanya yang ternyata mampu menembus penerbit AuthorHaouse di Inggris dan berhasil mengenalkan karyanya di dunia internasional.

Beralih pada penulis yang namanya sudah dikenal di seluruh dunia, tentu sudah banyak yang mengetahui karya fantasi mereka seperti Harry Potter, Narnia, Lord Of The Ring Triology, dan lainnya.

Pada prosesnya para penulis ini tidak hanya mengandalkan imajinasi tetapi juga riset yang cukup banyak, karena karya fantasi yang mereka hasilkan tidak sepenuhnya berupa fiktif melainkan beberapa diantaranya memiliki keterkaitan dengan legenda maupun sejarah disuatu tempat.

Seperti yang dilakukan J.K. Rowling demi menemukan nama yang sesuai untuk mantra, pasukan, bahkan nama makhluk dari karya best-seller-nya Harry Potter, menurut David Colbert dalam bukunya yang berjudul Magical Worlds of Harry Potter menyebutkan bahwa J.K. Rowlling mencari referensi dari legenda, sejarah, serta literatur yang kebanyakan berasal dari Yunani dan sebagian mengambil dari bahasa Inggris yang sedikit mengalami perubahan. Jika kembali menilik pada perjuangan J.K. Rowling untuk menerbitkan karyanya itu, ada banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik dari perjalanan karirnya. Terutama saat beberapa penerbit menolak bahkan mencemooh hasil karyanya yang kini ternyata malah sukses besar hingga diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan telah dijadikan film oleh salah satu rumah produksi terbesar di Inggris.

Karya bergenre fantasi merupakan karya yang luar biasa karena selain menuntut imajinasi, fantasi juga menuntut kemampuan dalam menulis agar dapat mengajak pembacanya ikut larut dalam dunia keajaiban yang dibuat seorang penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline