Lihat ke Halaman Asli

Rebekka Kristin Panjaitan

S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro

Mahasiswa UNDIP Pengolahan Surfaktan dari Lindi Hitam untuk Meningkatkan Produksi Minyak

Diperbarui: 8 Februari 2023   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim PKM-RE Universitas Diponegoro melakukan pembuatan surfaktan (sumber:dokumentasi pribadi)

          Semarang (15/9/2021). Dewasa ini, produksi minyak bumi terus menurun, berbanding terbalik dengan konsumsi minyak bumi yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Seperti kita ketahui bersama, konsumsi minyak bumi Indonesia mencapai 1,6 juta barel atau 254 liter minyak per hari. Tentu saja ketidakseimbangan ini harus segera diselesaikan. Salah satunya penerapan teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan bantuan surfaktan SLS untuk mendapatkan sisa minyak di sumur-sumur tua. Namun mahalnya harga surfaktan SLS menyebabkan surfaktan ini jarang digunakan.

          Dihadapkan dengan permasalahan tersebut, tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam bidang Riset Eksakta Universitas Diponegoro, yang terdiri dari Rosemerry Fatmawati sebagai ketua tim (Teknik Kimia 2018), Jesse Michelle Pornomo (Teknik Kimia 2019), Yang, Felicia Shannen Santoso (Teknik Kimia 2019), Rebekka Kristin Panjaitan (Teknik Kimia 2019), dan Sylvia Arnetha Pebriyanti (Teknik Kimia 2019), dengan didampingi oleh Prof. Dr. Ir. Bambang P., MS, berinovasi dengan memanfaatkan limbah black liquor dari lignin menjadi surfaktan Sodium Lignosulfonat (SLS) yang memiliki karakteristik menyerupai surfaktan SLS komersial guna memenuhi kebutuhan surfaktan sebagai upaya meningkatkan produksi minyak di Indonesia dengan teknologi EOR.

          Black liquor atau lindi hitam dipilih karena merupakan salah satu limbah berbahaya jika langsung dibuang, selain itu juga memiliki potensi untuk pengembangan karena memiliki kandungan lignin yang cukup besar. Potensi kandungan lignin memiliki banyak manfaat, salah satunya dijadikan surfaktan."Dalam melaksanakan penelitian ini, kami memulai riset dengan melakukan pre-treatment pada limbah black liquor, kemudian melakukan dekolorisasi limbah dengan menggunakan variasi konsentrasi dan pH koagulan alum agar surfaktan yang diperoleh memiliki warna yang cukup cerah, lalu melakukan isolasi lignin dari hasil dekolorisasi terbaik, dan membuat surfaktan dari lignin yang diperoleh serta melakukan karakterisasi untuk membandingkannya dengan surfaktan komersil." ujar Rosemerry.

          Setelah didapatkan hasil lignin terbaik, lignin tersebut akan diolah menjadi surfaktan lignosulfonat atau surfaktan berbahan dasar lignin. Hasil surfaktan ini kemudian dilakukan beberapa uji karakterisasi skala laboratorium untuk meninjau kelayakan surfaktan untuk dijadikan surfaktan dalam metode Enhance Oil Recovery. Hasil dari beberapa uji memberikan hasil yang memuaskan terutama untuk sifat kelarutan dalam larutan brine seperti kondisi air di reservoir dan kemampuan kinerjanya jika dicampurkan dengan minyak crude oil.

          "Kami berharap inovasi ini dapat terus dikembangkan diterapkan dalam skala yang lebih besar sehingga nantinya kebutuhan surfaktan SLS untuk keperluan EOR dapat terpenuhi. Dengan begitu, produksi minyak di Indonesia dapat kembali berjalan optimal. Selain itu dapat mengurangi limbah dari industri pabrik kertas." tutup Rosemerry.

Penulis: Tim PKM-RE Black Liquor, S1 Teknik Kimia Universitas Diponegoro




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline