Malang (25/07/2024) -- Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian berkelanjutan. Pada tanggal 23 Juli 2024 tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang menggelar kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Hidroponik di Desa Kebobang, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Mujiati, S.Pd selaku Kepala Desa Kebobang, para perangkat Desa Kebobang, dan karang taruna Desa Kebobang.
Kepala Desa Kebobang, Mujiati, S.Pd, dalam sambutannya mengatakan bahwa hidroponik merupakan solusi yang efektif untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian. "Dengan hidroponik, kita tidak memerlukan lahan yang luas. Metode ini juga memungkinkan kita untuk menanam berbagai jenis sayuran, yang tinggi akan nutrisi. Selain itu, ilmu yang didapatkan pada pelatihan kali ini diharapkan dapat diterapkan di Green House Desa Kebobang maupun pekarangan rumah masing-masing, untuk dapat berperan dalam meningkatkan pendapatan ekonomi Desa Kebobang" ujarnya.Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama adalah sesi sosialisasi yang membahas tentang sejarah hidroponik, pengertian dari hidroponik, jenis-jenis sistem hidroponik, cara merawat nutrisi hidroponik, dan lain sebagainya. Materi disampaikan langsung oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Malang.
Sesi kedua adalah sesi pelatihan atau praktik pembuatan hidroponik, di mana peserta diajak untuk langsung mencoba menanam tanaman menggunakan sistem hidroponik jenis DFT (Deep Flow Technique). Mereka belajar tentang bagaimana cara memasang instalasi hidroponik, pemberian nutrisi, dan merawat tanaman hidroponik. Pelatihan ini disampaikan langsung oleh Hangusman Priyo Santoso, S.Pt selaku Kepala Urusan Perencanaan Desa Kebobang. "Melalui pelatihan secara langsung ini, diharapkan peserta dapat lebih memahami dan mampu untuk merealisasikannya di pekarangan rumah masing-masing," ujarnya.
Hidroponik memiliki banyak manfaat, antara lain tanaman dapat tumbuh dengan cepat, tidak membutuhkan banyak tanah, tanaman yang mati mudah diganti dengan tanaman yang baru, dan memberikan hasil yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pertanian konvensional. Namun, metode ini juga memiliki beberapa tantangan, seperti investasi awal yang dinilai mahal dan ketersediaan air harus selalu konstan.
Mujiati, S.Pd menambahkan bahwasannya pihak desa akan terus mendukung dan memfasilitasi masyarakat yang ingin mengembangkan pertanian hidroponik. "Setelah pelatihan ini, diharapkan lahan Green House Desa Kebobang dapat dimanfaatkan Kembali untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian Desa Kebobang," tutupnya.
Dengan adanya kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Hidroponik ini, diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dan dapat diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari. Serta, dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi masyarakat Desa Kebobang untuk terus berinovasi dan berkarya pada bidang pertanian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H