Malang, (01/08/2024) - Desa Purworejo, yang terkenal dengan bawang merahnya, berencana mengembangkan desa wisata bawang merah yang berkelanjutan. Rencana ini didorong oleh tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang yang mengusulkan penggunaan sistem hidropo nik untuk budidaya bawang merah dan pengembangan tata letak kawasan wisata bawang merah yang lebih menarik guna menarik para wisatawan.
Selama ini, wisata bawang merah di Desa Purworejo menghadapi tantangan karena sifat musiman tanaman bawang merah. Akibatnya, wisatawan hanya dapat menikmati keindahan wisata bawang merah pada musim panen tertentu saja. Namun, dengan menggunakan sistem hidroponik, bawang merah dapat dibudidayakan tanpa bergantung dengan musim. Hal ini tidak hanya akan menjamin ketersediaan bawang merah untuk produk olahan lokal, tetapi juga memungkinkan wisatawan untuk menyaksikan proses budidaya bawang merah kapan pun mereka berkunjung.
"Dengan hidroponik, kami berharap dapat menghasilkan bawang merah yang berkualias dan tidak bergantung musim untuk panen". "Ini akan menguntungkan petani dan juga menarik minat wisatawan karena dapat melihat proses budidaya dan panen bawang merah kapan saja mereka berkunjung" ujar Fadila Cahya Salsabil selaku ketua tim pengabdian masyarakat.
Namun, pengembangan sistem hidroponik saja tidak cukup untuk menarik minat wisatawan. Pengembangan layout tata letak kawasan wisata bawang merah memiliki banyak manfaat penting dalam memberikan gambaran yang jelas tentang tata area wisata, dan memberikan representasi realistis yang mendetail tentang area wisata bawang merah tersebut.
Selain itu, pengembangan layout tata letak kawasan wisata bawang merah juga bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi pengunjung. Wisatawan dapat belajar tentang proses budidaya hidroponik, menikmati pemandangan kebun bawang merah, dan bahkan berpartisipasi dalam kegiatan budidaya dan panen.
"Kami berharap inovasi ini dapat menjadikan Desa Purworejo sebagai contoh bagi desa-desa lain dalam mengembangkan potensi lokal menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan," tambah Fadila Cahya Salsabil selaku ketua tim pengabdian masyarakat.
Secara keseluruhan, pengembangan desa wisata bawang merah di Desa Purworejo dengan menggunakan sistem hidroponik dan layout perencanaan tata letak yang baik merupakan langkah inovatif yang dapat meningkatkan perekonomian desa, menarik wisatawan, dan dapat mempromosikan produk lokal ke pasar yang lebih luas. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan penerapan teknologi yang tepat, Desa Purworejo memiliki potensi untuk menjadi destinasi wisata bawang merah yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H