Soropadan merupakan salah satu desa di kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Secara geografis Soropadan berada pada ketinggian 480 m dpl dan berjarak 4 km dari ibukota kecamatan pringsurat dan 14 km dari ibukota kabupaten Temanggung (sumber : Wikipedia ) juga berada di daerah yang strategis karena berada diantara ibukota Jawa Tengah, Semarang dan Daerah Istimewa Jogjakarta, bisa di katakan Soropadan terletak di tengah-tengah kedua kota besar tersebut dan di lewati jalur antar Provinsi. Secara umum Soropadan merupakan desa penggiat tanaman pangan terutama di bidang pertanian dengan lahan persawahan seluas 141 hektare dengan sistem pengairan irigasi teknis yang hampir setiap hari aliran irigasi tidak pernah mati.
Baru-baru ini Desa Soropadan mendapat bantuan program pengembangan budidaya ikan dengan sistem mina padi dengan luas lahan 50 hektar dari kementrian Kelautan dan Perikanan.
Sasaran program tersebut diharapkan menghasilkan produksi ikan sebanyak 100 ton dengan perhitungan setiap hektar lahan menghasilkan 2 ton ikan dengan padat tebar 20ribu ikan perhektarnya. Muhammad Hadi, Kepala Bidang Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan, Kabupaten Temanggung menuturkan : "Produksi ikan diharapkan perhektarnya adalah 2 ton, dalam satu hektar. Jadi kalau dihitung untuk keluasan 50 hektar diharapkan panen padi bisa sekitar 300 ton sedangkan untuk ikan diharapkan 100 ton"
Penebaran benih ikan nila di lahan seluas 50 hektar di kawasan mina padi di Desa Soropadan Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung telah terpenuhi.
Penebaran Ikan jenis nila telah di lakukan akhir bulan Oktober 2017 lalu dan sekarang dalam tahap pemeliharaan. Penebaran tersebut dilakukan bertahap karena penanaman padi juga dilakukan bertahap, dengan luas lahan persawahan 141 hektare di perkirakan hanya 5 hektare yang tidak dapat menerapkan sistem mina padi, di harapkan nantinya semua lahan dapat menerapkan sistem mina padi, menurut Hadi dalam tahap pemeliharaan ini tingkat kehidupan ikan yang pada waktu di tebar berukuran 8cm - 12cm cukup bagus, yakni sekitar 80%, artinya pada bulan Desember mendatang ikan ini siap untuk di panen, mengingat masa panen sistem mina padi lebih cepat dibandingkan di kolam.
Metode pertanian yang menggabungkan tanam padi dengan budidaya ikan ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani karena petani bisa memperoleh pendapatan lebih besar dari panen padi dan budidaya ikan, selain itu hasil panen padi lebih meningkat, keuntungan lain yang didapat adalah petani tidak perlu lagi menggunakan pupuk pabrik, tidak perlu penyiangan serta mencegah hama tikus bahkan ikan hasil sistem mina padi banyak diburu konsumen karena memiliki daging yang gemuk dan gurih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H