Lihat ke Halaman Asli

Cipto Junaedy, Pelayan Ulet, Diminta untuk Membunuh Anak Kandungnya Sendiri

Diperbarui: 12 April 2021   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Bp. Cipto Junaedy merupakan orang yang menggagaskan Strategi Membeli Properti Tanpa Utang menurut  Media Indonesia. Beliau melayani orang banyak untuk mengajarkan bahwa Hidup Kita itu Lebih Besar dari Modal, sehingga kita bisa Hidup Tanpa Utang, menjadi Teladan Tanpa Utang.

Beberapa orang beranggapan bahwa di jaman sekarang ini mustahil orang hidup tanpa utang, segala hal pasti pakai utang. Dari hal yang sepele seperti membeli HP, sampai kendaraan, sampai yang penting dalam hidup yaitu rumah semua pakai utang. Jadi jika ada yang mencetuskan gagasan Tanpa Utang dirasa tidak masuk akal, padahal akalnya saja yang belum masuk. Ingat, bagi orang jaman dulu, logam bisa terbang (pesawat) juga dikira tidak masuk akal. Bahkan sekarang ini dengan adanya teknologi yang sangat maju dengan pesat, banyak perusahaan-perusahaan yang menciptakan pesawat terbang.

Bp. Cipto Junaedy dulunya pernah diminta untuk membunuh anak kandungnya yang pertama oleh dokter kandungan seperti yang akan saya ceritakan di bawah ini. Namun tentunya tidak beliau laksanakan, karena dalam keyakinannya, dalam agama apapun tidak ada yang mengajarkan untuk membunuh. Dan berkat kayakinan beliau tersebut, saat ini anaknya tumbuh besar dengan baik.

Sebagaimana Pak Cipto pernah diminta membunuh anak kandungnya, begitu pula dengan kita, tanpa sadar membunuh diri sendiri dalam artian tidak mungkin kita bisa hidup besar Tanpa Modal apalagi Tanpa Utang. Kadang mencela diri sendiri, menghina ciptaan-Nya.

Kasihan, orang yang bersedia melayani malah dicela. Saya salut dengan beliau, mau jadi pelayan/keset masih mau dibunuh lagi. Beliau mengingatkan orang bahwa hidupnya  besar sesuai Gambar dan Rupa tapi malah mau dibunuh (dicela).

Saya sangat salut dengan Pak Cipto atas pelayanannya menjadi keset untuk selalu mengingatkan bahwa hidup kita Besar sesuai Gambar dan Rupa bahwa tidak boleh mengatakan tidak masuk akal, itu akalnya saja yang belum masuk.

"Dulu saya pernah diminta untuk membunuh anak saya, secara harfiah." Begitu disampaikannya dalam interview di sebuah video.

Anak kandungnya yang pertama, laki-laki. Waktu itu masih dalam kandungan yang berumur 6 bulan, ya berarti sudah terbentuk. Dokter yang menangani adalah dokter kandungan yang paling terkenal di kota tersebut. Dokter itu mengatakan anak ini beratnya sangat kecil, lebih baik dibuang, dibunuh, tidak usah dipertahankan.

Tentu beliau tidak mau membunuh siapapun apalagi membunuh anaknya sendiri. Jadi akhirnya ganti dokter dan meneruskan kehamilan tersebut sampai akhirnya melahirkan. Ternyata memang lahirnya dg bobot sangat kecil, padahal waktu melahirkan tidak prematur, waktunya normal, 9 bulan tapi memang nasihat dokter yang awal itu dalam hal bobot anak, tidak salah, anak yang pertama ini lahirnya kecil sekali. 1,8 kg.

Tapi Pak Cipto dan istrinya tidak ada putus harapan, padahal waktu itu mendapat kabar yang lebih tidak enak, yaitu beliau menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri yaitu bayi itu lahir dengan tidak menangis. Orok jika baru lahir lalu tidak menangis, itu sungguh berbahaya, itu bukan kebanggaan, malah bahaya. Bayi itu kalau baru lahir harusnya menangis. Ini malah tidak menangis. Lalu bayi ini ditepokin oleh dokter, namun tetap tidak menangis. Sampai agak lebih lama lagi barulah mau menangis.

Kabar jelek itu seperti banyak keadaan kita hari hari ini. Kita semua di dunia saat saat ini banyak kabar tidak enak, kabar badai penyakit dan badai ekonomi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline