Lihat ke Halaman Asli

Re Ayudya

Psikoedukator_Konselor

Pentingnya Kesehatan Mental Seorang Ibu

Diperbarui: 27 Maret 2022   15:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang ibu mengalami depresi (Sumber: lifestyle.kompas.com)

Akhir-akhir ini kita cukup digegerkan dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu di Brebes, hingga salah satu anaknya meninggal dan yang dua lainnya mendapat perawatan di rumah sakit. 

Dari pemberitaan yang berkembang, dilaporkan bahwa motif pembunuhan tersebut karena si ibu tidak ingin anak-anaknya mengalami kehidupan yang susah dan pelik seperti yang ibu itu alami. Dengan dasar karena menyayangi anak-anaknya, maka ibu ini tega berusaha menghilangkan nyawa ketiga anaknya.

Ketika membaca dan mendengar berita tersebut, tentu kita merasa miris dan prihatin. Bagaimanapun perilaku si ibu tidak dapat dibenarkan, akan tetapi kita juga perlu menyadari bahwa kasus orang tua yang berusaha membunuh atau menyakiti anaknya sendiri bukanlah kasus yang langka. Sudah banyak kasus-kasus serupa yang dilaporkan dengan berbagai latar belakang penyebabnya.

"Mana ada sih orang tua yang tega membunuh, menyakiti atau membuang anak kandungnya sendiri?"

Kita sering sekali mendengar pernyataan tersebut, namun terlepas dari apapun alasannya, realitanya memang ada orang tua (baik ibu ataupun ayah) yang tega melakukannya terhadap anak kandungnya sendiri. 

Tidak sedikit juga kekerasan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak, baik secara fisik, verbal maupun secara emosional. Misalnya orang tua yang memukul, mencubit, membiarkan anak kelaparan, mengurung, membentak, mengumpat anak dengan label-label negatif, mengabaikan, menelantarkan, dan bentuk kekerasan lainnya dengan alasan mendisiplinkan anak, yang malah membuat anak tersakati dan bahkan mengalami trauma.

Dari sini kita perlu memahami bahwa kondisi kesehatan mental seorang ibu (dan juga ayah) merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan. 

Ledakan emosi yang bersifat merusak bahkan hingga menyakiti orang lain, tidaklah datang secara tiba-tiba. Semua itu bisa jadi merupakan sebuah akumulasi dari berbagai tekanan atau stres yang menumpuk dan tidak terkelola dengan baik, hingga memunculkan ledakan emosi yang sifatnya merusak serta menghancurkan diri sendiri dan orang lain.

Kesehatan mental berkaitan dengan faktor biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pandangan biologis menjelaskan bahwa kesehatan mental seseorang berkaitan dengan faktor genetik dalam keluarga, misalnya memang ada orang-orang yang terlahir dengan gen yang cenderung rentan stres, cemas atau frustrasi. 

Selain faktor genetik, pandangan ini juga menganggap kesehatan mental berkaitan dengan faktor gizi, nutrisi, usia, dan komplikasi penyakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline