Lihat ke Halaman Asli

RD Putri

A learner.

Memahami Inner Child, Si Kecil yang Sering Dilupakan

Diperbarui: 13 Desember 2020   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret kebahagiaan ibu dan anak . (sumber: Matthew Lancaster di Unsplash.com)

Di dalam diri tiap orang hadir seorang anak kecil yang menderita. Dia ada karena pernah mengalami masa kelam saat kanak-kanak, hingga menimbulkan luka psikis; fobia, dan trauma. Luka-luka tersebut kemungkinan disebabkan oleh teman, kekerasan fisik maupun psikologis, atau keluarga yang tidak harmonis, yang menyebabkannya tumbuh bersama hingga dewasa.

Kamu yang sudah dewasa sering kali menghiraukan 'si kecil' yang meminta perhatian. Mengabaikannya karena takut merasakan hal yang pernah dirasakan semasa kecil. Dan yang kamu lakukan berbanding terbalik dengan apa yang seharusnya kamu lakukan. Ketidakmampuan untuk menghadapinya adalah sebuah bentuk ketidakpedulian.

Terkadang, kamu mencoba untuk melupakan masa-masa itu untuk bertahan dan melindungi diri. Dengan beban psikologis yang dibawa sejak kecil menyebabkan luka batin ini sulit untuk disembuhkan. Kapan pun kamu berhadapan dengannya, kamu percaya bahwa kamu tidak dapat melewatinya, dan mencoba untuk menguburnya.

Dengan menghiraukan 'si kecil' bukan berarti dia tidak ada, 'si kecil' yang tersakiti ada di dalam dirimu, dan mencoba mendapatkan perhatian. Dia akan selalu mengingatkan kamu dengan rasa sakit yang telah kamu lalui. Dengan mengurung dan menguncinya sejauh mungkin dari kamu yang sudah tumbuh dewasa, tidak akan menghilangkannya, namun hanya memperpanjang rasa sakit itu.

Penelitian menunjukkan bahwa tubuh menahan rasa sakit, fisik dan psikis. Apabila diabaikan seolah-olah tidak ada apa-apa, kemungkinan besar rasa sakit itu akan selalu ada, dan akan tumbuh bersama kamu.

Sering kali rasa trauma saat masa kecil timbul karena merasa tidak dipedulikan; tidak didengar dan dimengerti. Akan tetapi kamu yang sudah dewasa juga memperlakukan 'si kecil' dengan tidak memedulikannya. Perlakuan ini membuat kamu semakin menderita, dan melukai kembali 'si kecil' yang sudah terluka sebelumnya.

Ketika menyadari bahwa kamu telah melupakan 'si kecil' yang terluka, kamu akan merasakan belas kasih untuknya. Dengan mencoba berhubungan dengan 'si kecil', kamu dapat mengetahui alasan ketakukanmu saat dewasa, dan menyadarinya. Saat kamu telah mengerti dan memahaminya, maka penyembuhan dapat terjadi. Kamu dapat berdamai dengan luka masa lalu.

Menulis menjadi salah satu cara untuk berkomunikasi dengan 'si kecil' dan emosi-emosi negatif yang ada pada diri kamu. Kamu dapat menjaganya dengan menulis melalui sudut pandangnya. Misal, jika kamu mencoba menulis surat untuk 'si kecil' dengan memberitahunya bahwa selama ini kamu mengenali keberadaannya dan mengetahui semua tentang luka dan rasa sakit yang dialaminya, dan tujuan dari apa yang dilakukan oleh kamu selama ini adalah upaya untuk melindunginya.

Hal lainnya adalah berdialog dengan 'si kecil' dengan cara mengatakan padanya bahwa kamu mencintainya terlepas dari semua yang telah terjadi padanya, mendengarkannya selama ini, menyesal dengan apa yang terjadi padanya, dan berterima kasih dengannya karena telah menjadi dirinya.

Dengan melakukan hal-hal tersebut kamu telah menyuarakan luka yang kamu rasakan dan mengakui keberadaan 'si kecil'. Mengakuinya berarti telah memperlakukannya dengan hormat dan cinta. Trauma, kesedihan, kekecewaan, dan depresi masa lalu tidak dapat diubah dan harus diterima. Menjadi dewasa adalah menerima masa lalu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline