Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Tentang Aku-nya Jingga

Diperbarui: 30 Juli 2024   09:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: jateng.tribunnews.com

Era 90-an rasanya masa jaya-jayanya dunia musik, baik musik barat maupun dari dalam negeri sendiri.  Segala aliran musik mengalami titik kulminasinya di masa itu.

Indonesia sendiri sedang ramai dengan lagu-lagu pop dan rock, ditandai dengan kemunculan album pertama dari band Slank  di awal tahun 1990 dan dilanjutkan album Dewa 19 di tahun 1992 yang  seakan menjadi pionir bagi band dan penyanyi lain dengan genre serupa selama bertahun kemudian.

Hanya ada beberapa band dan penyanyi yang mempunyai corak musik yang agak berbeda, diantaranya Kla Project yang sejak album pertamanya di tahun 1989 berhasil mempertahankan aliran pop new wave yang terasa jauh lebih modern.  Apalagi dengan adanya permainan synthesizer dan beat lagu yang agak di luar pakem.

Slank, Dewa dan Kla Project tentu saja selain mempunyai ciri khasnya masing-masing, juga memproduksi banyak lagu hits di tiap albumnya.  Bertolakbelakang dengan satu band yang juga tak kalah unik, yang hanya menghasilkan satu album sepanjang karir bermusik mereka dan hanya ada satu hits yang masih saja terdengar nyaman sampai sekarang.

Namanya Jingga, yang jumlah personilnya tak kalah unik. Hanya terdiri dari dua orang: Fe Utomo dan Therry Mully.  Hal yang sangat tak lazim di masa itu. Grup musik yang terbentuk di tahun 1995 ini pun akhirnya bubar dua tahun kemudian.

Satu album, satu hits.  Sangat luar biasa sekali.

Aliran musik mereka mungkin mengingatkan pada Kla project, tapi dalam versi mini.  Memberdayakan musik elektronik semaksimal mungkin namun tetap terasa sangat apik.

Hits mereka berjudul Tentang Aku.

Lagu yang sederhana, bernada puitis dan berkisah tentang kepasrahan itu tak panjang. Hanya beberapa bait, dan ada beberapa bagian yang diulang-ulang.  Tapi entah kenapa nadanya terasa menenangkan, dan nadanya tetap terasa menyenangkan sampai sekarang saat didengar ulang.

Lagu itu juga sempat di remake oleh beberapa artis, salahsatunya adalah Andien.  Kemudian juga dijadikan soundtrack dalam film  Aruna dan Lidahnya di tahun 2018 dan dinyanyikan kembali oleh Fe.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline