Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Pengalaman dan Tips Tidur di Masjid Saat dalam Perjalanan

Diperbarui: 1 Mei 2024   09:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Agung Tanjung (sumber gambar: wikipedia.org)

Salah satu keuntungan hidup di negara yang mayoritas beragama muslim adalah banyaknya tempat ibadah berupa masjid atau musholla di mana-mana. Ini jadi hal positif bagi para musafir yang sedang berjalan jauh dan memerlukan tempat istirahat, terutama yang tidak memungkinkan untuk menginap di hotel atau tempat penginapan berbayar lainnya.

Saya teringat akan pengalaman beberapa kali saat harus menginap di masjid atau musholla di beberapa tempat dikarenakan beberapa hal, utamanya karena keterbatasan biaya saat berada di tempat tersebut.

Oleh karena itu terpikir untuk berbagi pengalaman sekaligus memberikan tips bagaimana agar menginap dengan aman dan nyaman di tempat ibadah, seandainya terpaksa harus singgah di tempat tersebut.

Beginilah cerita dan tempat singgah saat menjadi musafir beberapa waktu silam:

1. Bermalam di teras Masjid Agung Ash-Shiratal Mustaqim Tanjung

Tanjung adalah ibukota Kabupaten Tabalong, kabupaten paling ujung utara Provinsi Kalimantan Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Di tengah kota ini terdapat masjid raya atau masjid agung kebanggaan warga kota Tanjung.

Di teras belakang itulah sekitar tahun 1999, saya bersama dua orang kawan kuliah, terpaksa bermalam. Kejadian yang tak diduga, karena harusnya sesampai kota itu, rencananya akan dijemput oleh pihak perusahaan menuju lokasi magang yang merupakan kewajiban dari kampus di akhir masa kuliah.

Entah ada masalah apa dengan komunikasi dengan pihak perusahaan. Alih-alih dijemput, tak ada satu kontak pun yang bisa dihubungi, lebih-lebih di masa itu belum ada teknologi komunikasi seperti sekarang. 

Karena kebingungan, sementara perut juga keroncongan menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan saat itu, akhirnya saya selaku ketua rombongan memutuskan untuk menginap di teras belakang masjid malam itu.

Hal tersebut dikarenakan masa-masa itu masih berstatus mahasiswa kere, sehingga tak memungkinkan untuk menginap di hotel atau penginapan terdekat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline