Rajkumar Hirani, adalah sutradara yang terkenal dengan karyanya seperti 3 Idiots dan PK. Mendengar bahwa dirinya kembali akan menyutradarai film terbarunya, membuat saya tak sabar menunggu film terbarunya tayang di bioskop.
Tapi apa daya, film berjudul Dunki itu tidak tayang di kampung saya. Maka mendengar film tersebut akan diputar di saluran Netflix, tak pelak membuat ingin menontonnya sesegera mungkin.
Ciri khas film Rajkumar Hirani adalah adanya unsur persahabatan yang indah, proses belajar yang unik, jalan cerita yang beda dari film yang lain, dan tentu saja bumbu kisah cinta yang hangat. Selain itu drama yang disuguhkan selalu berhasil membuat mata saya berembun, di sisi lain selalu ada unsur humor yang mengimbanginya.
Tak seperti di film-film sebelumnya, Rajkumar Hirani yang biasanya selalu tandem dengan Vidhu Vinod Chopra, tak lagi duet dan lepas kongsi. Malah memilih semua peran di balik layar sekaligus, selain sebagai sutradara, juga berperan sebagai produser, penyusun cerita, penulis skenario dan editor.
Film yang terinspirasi dari kisah nyata ini, menceritakan perjuangan para imigran lewat jalur ilegal. Dunki sendiri adalah ucapan dan istilah dari orang Hindustan untuk donkey flight, cara ilegal menjadi imigran gelap. Alih-alih menggunakan paspor dan visa resmi. Mereka berusaha menembus batas antar negara melewati perjalanan yang berat dan nyaris mustahil.
Melewati perbatasan beberapa negara dengan cara apapun, demi sampai di negara eropa. Tujuan utamanya rata-rata sama, yaitu mengubah nasib walaupun harus bertaruh nyawa. Berbagai alasan di baliknya itulah yang menjadikan Dunki yang berdurasi 2 jam 41 menit ini tak membosankan untuk ditonton.
Hardayal "Hardy" Singh Dhillon yang diperankan oleh Shah Rukh Khan, adalah tokoh sentral yang meyakinkan sahabat-sahabatnya Mannu, Buggu dan Balli untuk mengambil perjalanan panjang menuju Inggris, demi menggapai cita-cita mereka masing-masing. Tapi rata-rata adalah untuk memperbaiki kehidupan mereka di desa Laltu.
Ada tiga cara resmi untuk bisa masuk negara Inggris, tujuan utama mereka. Yaitu melalui jalur studi, pernikahan atau suaka.
Mencoba melewati jalur pertama yaitu studi , nyatanya pontang panting belajar bahasa Inggris dengan bimbingan Gulati pemilik kursus bahasa Inggris, ternyata gagal total. Pertanyaan yang dilontarkan pihak kedutaan dijawab dengan kacau balau, kecuali Balli yang beruntung gara-gara trik konyol yang dilontarkan Hardy saat kursus.
Jalur kedua dicoba, ternyata juga gagal dan berakhir tragis.