Tes Potensi Akademik atau biasa disingkat dengan TPA adalah salah satu jenis psikotes yang biasa digunakan untuk mengukur kecerdasan intelektual seseorang. Tes ini biasanya digunakan dalam proses tes beasiswa hingga tes masuk perguruan tinggi, utamanya syarat masuk strata S2 dan S3. Sebagian materi TPA juga terdapat pada seleksi pegawai, seperti pada tes ASN yang menggunakan sistem Computer Assisted Test (CAT).
Walaupun namanya tes intelegensi, tapi sebenarnya bisa dilatih, bahkan dengan cara yang menyenangkan. Paling tidak itu terbukti dan baru saya sadari setelah berkali-kali mengikuti TPA dan selalu lolos dengan nilai yang cukup tinggi. Rata-rata skor yang saya dapatkan di kisaran 600-an. Rentang skor TPA sendiri yaitu terendah adalah 200 dan skor tertinggi adalah 800.
Rata-rata skor yang dibutuhkan untuk lulus seleksi S-2 adalah di kisaran 450-500, sedangkan S-3 adalah 550-600. Baik itu untuk ujian masuk kuliah maupun syarat untuk mendapatkan beasiswa.
TPA terdiri dari beberapa bagian, yaitu tes verbal (kata), numerik (angka) dan logika. Lama waktu pengerjaan TPA beragam, tergantung penyelenggara tes. Hal tersebut dikarenakan sekarang rata-rata tiap perguruan tinggi memiliki standar skor nasing-masing.
Terkecuali untuk seleksi beasiswa. Di Indonesia biasa menggunakan hasil TPA yang diselenggarakan oleh Bappenas. Soal TPA dari Bappenas terdiri atas 250 soal dengan waktu pengerjaan 3 jam. Waktu yang cukup panjang sebenarnya, tapi sekaligus terasa singkat saat mulai mengerjakan soal.
Keterbatasan waktu pengerjaan soal merupakan tantangan sendiri agar soal teselesaikan tepat waktu dan bisa mendapatkan skor yang diinginkan sesuai jenjang pendidikan yang akan diikuti. Berdasarkan pengalaman ada beberapa trik yang bisa diterapkan agar skor TPA yang didapat cukup tinggi.
1. Ingat Waktu.
Sekalia lagi yang patut diperhatikan, waktu 3 jam itu sangat terasa singkat untuk mengerjakan soal sejumlah 250 item. Lebih-lebih itu dibatasi per bagian soal. Tidak ada toleransi waktu sedikit pun. Jika waktu dinyatakan habis pada tiap seksi. Maka peserta wajib berhenti dan mengerjakan bagian soal lainnya.
Manajemen waktu dan stress ssangat dibutuhkan. Makanya perlu persiapan yang cukup sebelum TPA. Dikarenakan batasan waktu tersebut, maka sebelum tes dimulai usahakan makan dan minum yang cukup. Selain itu tarik napas panjang dan usahakan tetap tetap tenang dari mulai sampai tes dinyatakan selesai.
Tak kalah penting adalah memaksimalkan waktu ke toilet sebelum tes dimulai. Tak jarang ketegangan menunggu tes dimulai membuat peserta ingin sering-sering mengunjungi kamar kecil. Manfaatkan waktu yang diberikan panitia semaksimal mungkin. Hasrat ingin ke toilet saat tes berlangsung hanya akan bikin rugi karena otomatis mengurangi waktu yang disediakan, dan sekali lagi tak ada toleransi penambahan waktu untuk itu.