Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Kenapa Sepeda Lipat?

Diperbarui: 7 Februari 2024   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Takka. (Dokumen Pribadi)

Dari sekian jenis sepeda, yang paling unik rasanya adalah yang bisa dilipat, karena itulah kenapa disebut sepeda lipat alias folding bike atau kadang disingkat dengan nama seliKonon dulu sepeda lipat diciptakan pada tahun 1890-an untuk memudahkan tentara angkaran darat Pranis patroli pada saat Perang Dunia kedua.  

Sampai akhirnya sepeda jenis ini dibuat dalam beberapa ukuran (roda).  Yang paling umum ditemukan sekarang adalah seli dengan ukuran roda 16 dan 20 inchi.   Bandingkan saja dengan diameter roda sepeda yang umumnya di atas 26 inchi.

Uniknya lagi rasio gear sepeda ini tak seperti sepeda kebanyakan, yaitu dengan ukuran crank yang relatif besar, dan ternyata itu efektif untuk mengimbangi ukuran roda alias bannya yang diameternya relatif kecil. 

Walaupun ukuran sepedanya imut, tapi benar-benar cabe rawit.  Selain kelebihannya yang portabel, karena sudahlah kecil, semakin kercil pula saat dalam keadaan terlipat.  

Seli benar-benar sepeda yang bisa diandalkan dalam segala medan.  Mau di jalan datar nyaman, diajak menari di tanjakan pun aman, yang terpenting adalah sepeda diseting senyaman mungkin,menyesuaikan dengan badan pengendaranya.

Saya sendiri pernah melibas beberapa tanjakan yang cukup paten di Jogja dengan sepeda lipat.  Sedari tanjakan menuju Pakem dan Kaliurang, sampai menerabas daerah Kulon Progo melewati Gua Kiskendo yang terkenal dengan tanjakannya yang buas.  

Sampai pernah diajak jalan seharian semalaman dari Jogja sampai finish di Tawangmangu, melewati beberapa tanjakan yang tak masuk akal sampai kondisi jalan yang cukup rusak.

Urbano. (Dokumen Pribadi)

Nyatanya diajak gowes puluhan hingga ratusan kilometer, tak kalah nyaman dengan sepeda jenis lainnya.  Bahkan beberapakali event bersepeda tahunan bernama Bentang Jawa yang jaraknya kurang lebih 1.500 kilometer, diikuti oleh peserta yang menggunakan sepeda lipat dari start di Carita menuju finish di Banyuwangi.

Yang paling beruntung tentu saja kawan-kawan yang biasa bekerja commuter  di wilayah yang ada keretanya.   Sepeda lipat ini mudah sekali ditenteng dan masuk kereta.  Harusnya memudahkan saat bekerja menggunakan seli dan disambung pakai kereta.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline