Lihat ke Halaman Asli

R. Syarani

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Auriga yang Kuingat

Diperbarui: 19 Juli 2023   22:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: indotrends.pikiran-rakyat.com

Angin yang mendiamkanmu di belakang, dan turus-turus imperata yang kau aromanya kau hirup dalam-dalam, seakan-akan lapang alam adalah duniamu sore itu, cahaya emas menyiram jalanan yang kau mohon untuk pelan-pelan saja melintasinya, lekat sekali lagi matamu memohon.

Kelok telah tak terhitung, dan malam telah tenggelam ke utara, ke tengah persawahan dimana hidupmu lama berlangsung, dari larik-larik ceritamu yang tak pernah lenyap sepenuhnya dari detik di saat auriga sedang di titik kulminasinya.

Auriga yang memancar dari anggukan terimakasihmu, di tikungan, saat aku pamit berlalu.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline