Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Seberapa Ringan Hati dan Tangan yang Suka Berada di Atas

Diperbarui: 23 Mei 2023   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: alamy.com

Entah kenapa, selalu senang membaca, mendengar dan menyaksikan orang-orang yang sepertinya tak ingin memindah posisi tangannya dan memilih tetap mempertahankan posisinya di atas.  Selalu berhasil menyejukkan hati dan terkadang malu karena belum mampu meniru perbuatan yang tentu saja bagus itu.

Percaya saja, jikalau mengerti, mereka yang lebih senang memberi daripada meminta itu tak pernah kekurangan dan tak pernah merasa kekurangan dalam hidupnya.  Pikirannya selalu dipenuhi pikiran bagaimana caranya menggunakan tanda bagi alih-alih memikirkan tanda tambah dan tanda kali.  Jarang memikirkan cara menambah apa yang ada atau memikirkan agar yang dimilikinya menjadi berkali lipat, walaupun nyatanya diam-diam Yang Maha Kuasa terus saja memelihara dirinya dan memperbanyak yang dimilikinya tanpa perlu diminta.

Preambule di atas gara-gara membaca cerita seorang teman, yang rela hati membuat semacam basecamp di depan rumahnya, terbuka utuk anak-anak sekitar yang ingin singgah dan nongkrong sambil memanfaatkan jaringan wifi yang terbuka bebas untuk mereka gunakan.  Tak cuma itu, rumahnya semacam mengejewantahkan kalimat klasik untuk tamu terhormat: "anggap saja rumah sendiri".

Tamu-tamu kecil yang singgah di rumahnya tak perlu takut kehausan dan kepanasan, teduh sekali sepertinya.  Hujan pun tak mengapa karena ada rumahnya adalah juga tempat berteduh untuk mereka.  Tanpa perlu gembar gembor seperti yang mungkin sebentar lagi hingar bingar menjelang pesta pemilihan para calon pengatur negeri tahun depan.

Di lain kisah, ada pula seorang kawan yang selalu tak tahan melihat anak kecil bingung di depan supermarket, pasti gatal mengajaknya masuk ke dalam dan dipersilakan untuk memilih apa yang diperlukannya.  Tentu saja dijamin penuh semuanya olehnya.  Kawan yang sukanya memberi tanpa memikirkan meminta pada manusia itu, diberi hadiah yang luar biasa: putri yang ditunggunya bertahun-tahun setelah berumahtangga.

Kemudian satu cerita lagi, tentang seorang kawan yang keras hati, suka emosian dan pemarah.  Dia suka emosi dan marah jika saat makan bersamanya dia dibayarin.  Maunya selalu dia yang menanggung bill pesanan makanan.  Bersama siapapun dan dimanapun, kawan yang satu ini selalu berkeras hati agar dia yang menjadi penjamin menu makanan kawan-kawannya.  Dan nyatanya, rasanya dia satu-satunya kawan yang tak pernah terlihat kekurangan, rupanya Sang Maha Pemurah juga keras hati agar menjaga hidupnya agar terus berkecukupan.

Melihat, membaca, mendengar kisah orang-orang yang tak rela posisi tangannya berubah seperti di atas, tak pernah tak berhasil membuat siang yang panas terasa sejuk, sejuk sekali.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline